PERLAKUAN PANAS
BAJA
Sifat mekanis bahan
logam yang terbentuk selama proses pembekuan berlangsung, masih dapat diatur
dan diarahkan, macam struktur kristalnya. Dengan demikian pada dasarnya sifat
mekanis yang bagaimana kita kehendaki pada batas-batas tertentu dapat kita
atur. Sifat logam yang seperti ini yang menempatkan logam sebagai material yang
sangat terkemuka dibandingkan dengan bahan-bahan lainnya. Walaupun mekanis
terdapat bahan-bahan lain yang memiliki sifat-sifat mekanis tertentu yang lebih
baik daripada logam, tetap saja Iogam akan merupakan bahan yang sulit untuk disubstitusi
secara menyeluruh. Bangun kristal logam yang dapat dihasilkan komposisi
struktur yang bervariasi, baik dari segi macamnya maupun dari segi kadarnya,
menjadikan logam sebagai bahan yang mudah diatur.
gambar 1
Gambar ilustrasi terjadinya transformasi Austenit ke
Perlit. Terjadi perubahan inti pada batas butiran dan difusi berlangsung secara
mekanisme. Terlihat Lameral Cementit
( Fe3 C ).
Bagan Heat Treatment
Dengan metoda heat
treatment seperti tersebut di atas, maka sifat mekanis bahan dapat
diarahkan, yaitu dengan merubah struktur mikro, akibat perlakuan panas ini,
bangun kristal berubah demikian pula komposisi struktur berubah pula. Dengan
melakukan heat treatment terhadap logam
akan diperoleh beberapa keuntungan tertentu tergantung tipe heat treatment yang mana dilaksanakan,
diantaranya perbaikan yang dapat dicapai adalah :
1.
Menghilangkan atau menurunkan derajat kerapuhan
2.
Logam bebas dari tegangan dalam
3.
Logam bersifat lebih lunak dan kemudian dapat diproses
lebih lanjut
4.
Setelah melalui perlakuan secara kimia, logam dapat
memiliki lapisan yang lebih keras
Dengan perbaikan-perbaikan seperti di atas, bahan dasar
logam tidak lagi seutuhnya menentukan secara 100% sifat akhir 7ogam. Bahan
dasar (Basic Materials) menurut penelitian hanya berpengaruh 60% saja. Dengan
mempergunakan dam berdasarkan prinsip diagram CCT (Continuous Cooling
Temperature) dan dengan memperhatikan komposisi kimia bahan dasarnya, maka
tindakan perlakuan panas terhadap suatu benda/komponen untuk maksud menaikkan
sifat mekanisnya pasti dapat tercapai. Hasil dari perlakuan panas dengan nyata
akan terlihat setelah dilakukan pengujian mikrostruktur. Setelah pembentukan
benda melalui proses permesinan, perlakuan yang sering dilakukan adalah perubahan
struktur : FERRIT dan CEMENTIT. Proses perlakuan panas yang dapat terjadi
seperti pada bagan di bawah ini :
Gambar 2
Keterangan :
1. Pendinginan CEPAT
2. Pendinginan SEDANG
3. Pendinginan LAMBAT
4. Pendinginan SANGAT LAMBAT
Bagan diatas memberikan pandangan jelas, bagaimana
finishing dari segi sifat mekanis bahan dapat dilaksanakan. Yang paling utama
harus diperhatikan adalah tingginya suhu pemanasan dan penahan selang waktu
yang tepat.
Beberapa Contoh
1.
Austenisasi.
Peristiva
pemanasan baja karbon (Bj K) hingga temperatur di atas suhu AC3,
sehingga diperoleh struktur dasar Austenit stabil dan merata di seluruh
penampang. Setelah struktur ini di capai, maka dilakukan pendinginan dengan
kecepatan tertentu yang harus dipertahankan dengan seksama, perhatikan Gambar. 3. berikut ini :
Gambar. 3. Proses Austenisasi Baja
Karbon.
Proses
1.
0 – 1 ............................ α + Pt.
2.
1 – 2 ............................ Pt ....... δ dengan
reaksi eutektoid ( α + Fe3C ....... δ ).
3.
2 – 3 ............................ α → δ.
4.
3 – 4 ............................ Pemanasan δ.
5.
4 – 5 ............................ Struktur δ.
6.
5 – 6 ............................ Pendinginan δ.
7.
6 – 7 ............................ δ → α ( struktur α + δ
).
8.
7 – 8 ............................ Pembentukan Pt.
struktur δ
→ α + Fe3C.
9.
8 – 9 ............................ Pendinginan α + Pt.
struktur α
+ Pt.
Demikianlah proses Austenisasi yang berlangsung, tahap
demi tahap. Proses di atas masih dapat lebih dilaksanakan secara terperinci
dengan beberapa peristiwa heat treatment.
2.
Full Annealing.
Baja
hypoeutektoid dipanasi hingga suhu 30˚ – 50˚ C di atas temperatur kritis dan
dengan temperatur ini dipertahankan beberapa waktu dan kemudian didinginkan
dengan kecepatan pendinginan antara temperatur 500˚ C dengan 600˚ C untuk penurunan
suhu (50˚ – 100˚ C)/jam.
Tujuan fuII
annealing adalah untuk mencapai :
- Baja lebih lunak.
- Mengurangi
tegangan dalam.
3.
Spheroidizing Annealing.
Pemanasan
Baja Hypereutektoid dengan waktu pemanasan yang berlangsung lama hingga
mencapai suhu di atas temperatur kritis AC1, sekitar suhu 770˚ C. Dengan
suhu dipertahankan dan pelan-pelan diturunkan dengan kecepatan penurunan (25˚ –
30˚) C/jam sampai suhu 600˚ C. Dengan peristiwa ini akan di peroleh struktur
perlit yang lamelar menjadi bentuk globular.
4.
Hardening.
Baja
Hypereutektoid dengan struktur Ferrit & Perlit atau Baja Hypereutektoid
dengan struktur Perlit & Cementit diubah agar berstruktur Austenit.
Prosesnya dengan cara pemanasan dan mempertahankan beberapa saat. Selama
mempertahankan beberapa saat. Selama mempertahankan suhu itu maka Ferrit akan
berkesempatan untuk masuk ke dalam butir-butir Austenit, sehingga diperoleh struktur
Martensit apabila dilakukan pendinginan dengan cepat, seperti kita ketahui
struktur Hartensit keras sekali.
Pemanasan dilaksanakan
sebagai berikut :
- BJ. Hypereutektoid. 30˚ – 50˚ C di
atas suhu Ac1.
- BJ. Hypereutektoid. 30˚ – 50˚ C di
atas suhu Ac3.
Kecepatan
pendinginan yang penting itu diatur sebagai berikut :
-
Media Pendingin Oli
Suhu
antara 550˚ – 650˚ C dengan kecepatan pendinginan
100˚ C –
150˚ C / detik.
Suhu
antara 200˚ – 300˚ C dengan kecepatan pendinginan
20˚ C –
50˚ C / detik.
-
Media Pendingin Air (18˚ C)
Suhu
antara 550˚ – 650˚ C dengan kecepatan pendinginan
600˚ C /
detik.
Suhu
antara 200˚ – 300˚ C dengan kecepatan pendinginan
270˚ C /
detik.
setelah Hardening
berlangsung akan diperoleh logam dengan sifat-sifat sebagai berikut :
-
Menjadi keras.
-
Mengandung sisa-sisa tegangan dalam.
-
Struktur tidak stabil.
5.
Tempering.
Tempering
disebut pula dengan istilah populer "pemudaan". peristiwa penyepuhan
mengakibatkan logam memiliki sifat-sifat yang kurang menguntungkan, seperti
sifat keras dan rapuh. Perubahan fisik ini harus ditanggulangi, yaitu dengan
cara pemudaan ini, sehingga sifat rapuh menjadi kenyal dan struktur martensit
yang keras dijadikan Sorbit.
Jadi tujuan
Tempering adalah :
-
Membuat baja lebih kenyal.
-
Menghilangkan tegangan-tegangan dalam.
Tahapan Tempering
yang utama adalah :
1.
Pada 100˚ C, martetragonal .... mar. kubus.
2.
Sampai 200˚ C, terjadi pembebasan dari sebagian atom C.
pada saat ini terjadi peralihan yang kaya C tanpa Fe3C.
3.
Pada suhu 240˚ C terjadi transformasi sisa ke martensit.
4.
Pada suhu 300˚ C, terjadi transformasi Fe3C terjadi
Fe3C dan martensit ke Sorbit.
5.
Mulai pada suhu 300˚ C terjadi struktur Sorbit baru dan
mulai pada saat ini tempering berlangsung.
Demikian secara singkat keterangan utama yang perlu
mendapat perhatian dalam masalah Heat Treatment logam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar