nknkjlsg

Rabu, 03 Juli 2013

APLIKASI QIUCK COUNT DI DUNIA INDUSTRI

PENDAHULUAN

Quick count akhir-akhir ini ramai digunakan untuk mendapatkan hasil perhitungan pemilihan kepala daerah langsung dengan cepat dan akurat, hanya beberapa jam setelah tps ditutup sudah dihasilkan informasi perolehan suara.
Quick count merupakan kegiatan pengambilan sampling biasa, sama seperti survey yang sering dilakukan untuk mengkaji objek studi tertentu, perbedaan hanya pada unit terkecil yang di ambil dalam sampel. Jika survey unit terkecil adalah desa/kelurahan sedangkan quick count ini adalah TPS. Alasan waktu dan biaya menjadikan proses pengambilan sampling sering dilakukan baik dalam survey maupun quick count bahkan dalam bidang di luar politik sekalipun.
Quick count atau penghitungan cepat adalah proses pencatatan hasilperolehan suara di ribuan Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang dipilih secara acak.Kegiatan quick count ini seringkali diikuti oleh exit poll. Exit poll adalah metodemengetahui opini publik yang dilakukan sesaat setelah keluar dari bilik suara. Keduametode ini dapat sebagai alat untuk mengontrol dan mendorong dihasilkannya pemilu yangjujur dan adil. Prediksi quick count akan akurat apabila berdasarkan metodologi statistikdan penarikan sampel yang ketat. Multistage random sampling merupakan salah satu teknikpenarikan sampel yang sering digunakan dalam melakukan quick count.

LATAR BELAKANG
Sejarah munculnya pengumpulan data dengan penghitungan cepat (quick count)berawal dari rentetan peristiwa berupa pemberdayaan suara rakyat melalui polling. Sejarah polling dimulai dengan bentuk orator atau pidato di abad 5 SM, dimana publik menyampaikan pendapat umum berdasarkan perdebatan dalam mengajukan gagasan-gagasannya.Quick count atau penghitungan cepat atau sebagian kalangan menyebutnya exit poll pertama dilakukan pada tahun 1986 di Pemilu Philipina. Sebuah LSM yang bernama NAMFREL (National Citizens Movements For Free Election) melaksanakan PVT (parallel vote tabulation) yaitu pencatatan atau penabulasian secara paralel hasil penghitungan suara pemilu.NAMFREL memantau pelaksanaan Pemilu dimana ada dua kandidat yang bersaing ketat yakni Ferdinand Marcos danCorazon Aquino. NAMFREL berhasil menemukan berbagai kecurangan dan manipulasisuara serta secara meyakinkan dapat menunjukkan kemenangan Cory Aquino, sekaligusmenggagalkan klaim kemenangan Marcos. Kebijakan Marcos yang menganulirkemenangan Cory selanjutnya menjadi dasar pembangkangan sipil dan perlawanan rakyatFilipina dalam bentuk people power yang berhasil menggulingkan rezim otoriter Marcos.Sehingga secara tidak langsung quick count sebagai bagian dari kontrol terhadap pemiludan bagian dari upaya untuk menegakkan demokrasi dengan mendorong berlangsungnyapemilu yang jujur dan adil.
Quick count telah diterapkan di Indonesia sejak 1997 oleh LP3ES (LembagaPelatihan, Penelitian, Penerangan, Ekonomi dan Sosial) pada pemilu terakhir rezimSoeharto yang dilakukan secara diam-diam bekerjasama dengan salah satu kekuatanpolitik. Quick count ini cukup berhasil, dengan satu hari setelah pelaksanaan pemiluLP3ES mampu memprediksi hasil pemilu di DKI Jakarta persis sebagaimana hasilperhitungan suara oleh LPU (Lembaga Pemilihan Umum). Tetapi karena pertimbangankeamanan dan politik, hasil tersebut tidak diumumkan pada masyarakat. Pada pemilu 1999,LP3ES dengan quick count berhasil pula dalam memprediksi secara tepat urutan partai danpersentase suaranya di propinsi NTB dan pulau Jawa. Selanjutnya pada pemilu 2004,LP3ES kembali membuat quick count bekerjasama dengan National Democratic Institutefor International Affairs (NDI), lembaga internasional dari Amerika yang sudah terbiasadengan penghitungan cepat. LP3ES-NDI secara akurat berhasil memprediksi pemenangpemilu dan komposisi pemenang pemilu dari urutan 1 sampai 24.
Seringkali pelaksanaan quick count pada pemilu disertai oleh exit poll, keduametode pengumpulan data ini dilakukan setelah pemilu. Berbeda dengan quick count,exit poll merupakan metodemengetahui opini publik yang dilakukan sesaat setelah seseorang keluar dari bilik suara(TPS). Pertanyaan dalam exit poll umumnya juga sedikit (kurang dari 10 pertanyaan).Salah satu informasi yang digali dalam exit poll adalah alasan memilih sehingga distribusisuara pemilih dapat diketahui lebih dalam.
KONTROL KUALITAS
Kontrol kualitas (Quality Control) bertujuan menjaga dan mengarahkan agar kualitas produk perusahaan dapat dipertahankan sesuai dengan rencana. Kontrol kualitas sangat diperlukan dalam memproduksi suatu barang untuk menjaga kestabilan mutu. Tidak hanya dalam industri,kontrol kualitas dibutuhkan juga pada manajemen. Kontrol kualitas secara statistik berbeda dengan kontrol kualitas secar kimia atau fisika. Pada control kualitas secara statistik tidak menghendaki “terbaik“ absolut, tetapi kualitas yang diinginkan adalah yang memenuhi permintaan konsumen. Biasanya permintaan konsumen ini diwujudkan dalam dua syarat :
a.       Akhir kegunaan suatu produk.
b.      Harga jual suatu produk.
Pada proses produksi dua syarat ini dijabarkan dalam bentuk :
a.       Spesifikasi ukuran.
b.      Ciri–ciri operasi.
c.       Ongkos produksi.
d.      Syarat produksi untuk menghasilkan produk yang dikehendaki.
Biasanya syarat–syarat ini tidak dapat dipenuhi secara tepat, baik secara ekonomi maupun prakteknya sehingga disetujui suatu “ toleransi “. Kontrol kualitas adalah kombinasi semua alat dan teknik yang digunakan untuk mengontrol kualitas suatu produk dengan biaya seekonomis mungkin untuk memenuhi syarat pesanan. Beberapa langkah yang dilakukan dalam proses kontrol kualitas :
1.          Penentuan standar. Menentukan standar kualitas produksi sesuai dengan pesanan/permintaan.
2.          Konfirmasi. Membandingkan hasil produksi dengan ukuran standar yang telah ditentukan.
3.          Tindakan. Mengambil tindakan ( koreksi ) bila standar dilampui.
4.          Rencana perbaikan. Menggambarkan usaha terus–menerus untuk memperbaiki standar harga dan standar mutu.
Untuk melaksanakan pengendalian kualitas dapat dilakukan dua pendekatan antara lain:
a.       Pendekatan bahan baku perusahaan. Bahan baku merupakan faktor yang cukup besar pengaruhnya terhadap kualitas produk akhir. Karena kualitas ditentukan oleh kualitas bahan bakunya, maka perlu adanya pengendalian kualitas atau quality control bahan baku yang diteliti.
b.      Pendekatan Proses Produksi Perusahaan. Sifat dan jenis proses produksi perusahaan berbeda satu dengan yang lainnya. Maka quality control pada proses produksi pada setiap perusahaan adalah berbeda. Proses pembuatan produk pada suatu industri tentunya harus sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan oleh konsumen. Sangat penting untuk membuat produk yang dapat memenuhi syarat–syarat dari orang yang menggunakannya.
Ada dua segi umum tentang kualitas, yaitu kualitas rancangan dan kualitas kecocokan.
a.       Kualitas rancangan adalah variasi dalam tingkat kualitas pada barang atau jasa yang disengaja.
b.      Misalnya semua mobil mempunyai tujuan dasar memberikan angkutan yang aman bagi penggunanya, tetapi mempunyai ukuran dan penampilan berbeda. Perbedaan–perbedaan ini adalah hasil perbedaan rancangan yang disengaja antara jenis – jenis mobil itu.
c.       Kualitas kecocokan adalah seberapa baik produk tersebut sesuai dengan spesifikasi dan kelonggaran yang disyaratkan oleh rancangan itu. Tiap produk mempunyai sejumlah unsur yang bersama–sama menggambarkan kecocokan penggunanya.
Parameter–parameter ini biasanya dinamakan ciri–ciri kualitas, yaitu :
1.      Fisik. Panjang, berat, voltase, kekentalan
2.      Indera. Rasa, penampilan, warna.
3.      Orientasi waktu.
Keandalan, dapatnya dipelihara, dapatnya dirawat Kualitas suatu produk ditentukan oleh ciri–ciri produk itu. Segala cirri yang mendukung produk itu memenuhi persyaratan disebut karakteristikkualitas. Proses produksi sebagai satu sistem dengan sekumpulan masukan dan satu hasil faktor – factor yang terkendali, seperti temperatur, tekanan, tingkat masukan dan variable proses yang lain. Masukan tak terkendali,seperti faktor–faktor lingkungan dan kualitas bahan baku yang dirasakan oleh penjual. Proses produksi mengubah masukan–masukan ini menjadi suatu produk akhir yang mempunyai beberapa parameter yang menggambarkan kualitasnya atau kecocokan untuk digunakan. Variabel hasil adalah ukuran kualitas proses.
Percobaan yang dirancang sangat membantu dalam menemukan variabel kunci yang mempengaruhi ciri–ciri kualitas yang menarik dalam proses. Percobaan yang dirancang adalah suatu pendekatan pengubahan sistematik faktor masukan terkendali dan pengamatan pengaruh faktor–faktor ini pada parameter produk hasilnya. Percobaan yang dirancang secara statistik sangat berguna dalam mengurangi variabilitas ciri–ciri kualitas dan menentukan tingkat variabel terkontrol yang mengoptimalkan penampilan proses.

DASAR QUICK COUNT

A.      Pengertian Quick Count
          Quick count atau penghitungan cepat adalah proses pencatatan hasil perolehan
suara di ribuan Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang dipilih secara acak (Ujiyati 2004).Exit poll adalah metode mengetahui opini publik yang dilakukan sesaat setelah keluar daribilik suara (LSI 2004). Quick count merupakan prediksi hasil pemilu berdasarkan faktabukan berdasarkan opini. Sehingga quick count tidak sama dengan jajak pendapat terhadappemilih yang baru saja mencoblos atau yang biasa disebut exit poll. Sejumlah lembagamengembangkan quick count dengan exit poll dengan wawancara sampel terpilih untukmengetahui lebih dalam distribusi suara pemilih (Kristanto 2007).         Menurut Sumargo(2006) keberhasilan hasil pelaksanaan quick count ditentukan beberapa faktor diantaranyaadalah
1.         Syarat yaitu adanya akses ke TPS, kredibilitas dan independensi, jaringan di akarrumput (grass root), dan dukungan komunikasi data.
2.         Pelatihan, seluruh elemen yang terlibat dalam kegiatan ini diberi pelatihan.
3.         Quality control yaitu (i) kepada relawan diminta untuk melakukan validasi hasilpencatatan perolehan suara (ii) validasi dilakukan dengan meminta tandatanganketua pada TPS yang dipantau (iii) satu minggu sebelum hari pemilu dilaksanakandilakukan monitoring untuk memastikan apakah proses persiapan pemantauanberjalan sebagaimana seharusnya (iv) memastikan apakah data yang diperolehadalah benar dan valid dengan spotcheck (v) daerah ataupun TPS yang dikunjungiuntuk spotcheck dipilih secara acak.

B.       Penyelenggara Quick Count
Quick count dan exit poll sebaiknya dilakukan oleh organisasi yang kredibel,independen, memiliki sumber daya memadai dan didukung teknologi komunikasi sertaakses informasi yang luas (Ujiyati 2004). Quick count dan exit poll membutuhkan keahliankhusus, oleh karena itu memerlukan penyelenggara yang mengikuti dinamika politiknasional dan mampu mengorganisir masyarakat secara nasional. Penyelenggara harusmemiliki orang yang memahami kemampuan di bidang teknologi komunikasi. DiIndonesia lembaga yang telah melakukan quick count dan exit poll diantaranya adalahLitbang Kompas, Lembaga Survei Indonesia, Lingkaran Survei Indonesia, LembagaPenelitian Pendidikan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES).
C.       Proses Pelaksanaan Quick Count
       Berikut ini adalah  tahapan proses dalam  pelaksanaan  Quick Count yang umum dilakukan oleh para lembaga survei:
1.      Mempersiapkan perangkat serta sistem pendukung untuk bisa memberikan data secara cepat ke pusat pengolah data lembaga survei yang melakukan metode quick count ini. perangkat ini mulai dari komputer untuk menginputkan data, Hp untuk mengirim SMS hasil pemilu ke server tempat menerima data.
2.      Pemilihan TPS sebagai tempat pengambilan data. TPS yang di ambil secara acak berdasarkan pertimbangan jumlah penduduk, jumlah pemilih terbaru, penyebarannya pemilih seperti tersebar dalam berapa kelurahan, dan dsb. Singkatnya proporsional, kalau pemilih banyak lokasi sampel (TPS) yang diambil pun banyak serta mewakili karakteristik populasi.
3.      Mempersiapkan relawan untuk mengambil sampel dan menginputkan nya kesistem data. Jumlah relawan ini cukup banyak contoh nya saja LSI mengirim sekitar 2.100 relawan untuk mengambil data dari TPS yang telah di pilih.
4.      Data yang telah di dapat akan di olah di pusat data dengan menerapan ilmu stasistik, dari olahan data inilah lembaga survei bisa menghitung secara cepat siapa pemenang pemilu.
       Jika kita lihat dari cara kerja Quick Count, kita dapat mengartikan bahwa hasil perhitungan Quick Count bukanlah hasil perhitungan dari seluruh TPS yang melakukan pemungutan suara, melainkan dengan menggunakan prinsip ilmu statistika.
       Jadi, lembagasurvei yang menyelenggarakan Quick Count ini hanya mengambil sampel dari sekian banyak TPS yang ada dan diambil dari TPS yang memiliki jumlah populasi yang banyak dan berbagi pertimbangan lainnya.
       Walaupun hasil Quick Count ini tidak pernah tepat dan pasti, tetapi hasil dari Quick Count (yang diselenggarakan oleh lembaga survei yang capable dan jujur) tidak pernah meleset dari siapa yang memenangkan dari pemilihan umum tersebut.

D.       Dasar-dasar Teknik Sampling
       Setelah kita berbicara banyak tentang dasar-dasar quick count serta teknis pelaksanaanya, kali ini kita akan mempelajari tentang dasar-dasar teknik sampling. Selain itu kita juga akan berbicara tentang teknik pengambilan sampling.
1.    Beberapa Pengertian Dasar
Sampling : Proses pengambilan atau memilih n buah elemen/objek/unsur dari populasi yang berukuran N. Misalnya memilih sebagian murid SD Negeri di Kota Bandung, dalam sebuah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui proporsi latar belakang tingkat pendidikan orang tua dari seluruh murid SD Negeri di Kota Bandung.
Elemen :Sesuatu yang menjadi obyek penelitian, dapat berupa orang atau benda yangdikenakan pengukuran. Misalnya: Mahasiswa Indonesia, Dosen UniversitasPadjadjaran, SMA Negeri di Kabutaten Semarang.
Populasi (N) : Kumpulan lengkap dari elemen-elemen yang sejenis akan tetapi dapatdibedakan berdasarkan karekteristiknya. Misalnya Mahasiswa Indonesia dapatdibedakan berdasarkan variabel jenis kelamin dengan karakteristik laki-laki danperempuan, atau variabel IPK dengan karektaristik indeks antara 0-4.
Sample (n) :Merupakan bagian dari populasi. Elemen anggota sampel, merupakananggota populasi dimana sampel diambil. Jika N banyaknya elemen populasi,dan n banyaknya elemen sampel, maka n < N.
Kerangka Sampel :Adalah daftar yang memuat seluruh elemen/anggota populasi,sebagai dasaruntuk penarikan sampel random.
Statistik :Adalah bilangan yang diperoleh melalui proses perhitungan terhadapsekumpulan data yang berasal dari sampel.
Parameter :Adalah bilangan yang diperoleh melalui proses perhitungan terhadapsekumpulan data yang berasal dari populasi.

2.    Tipe Sampling menurut Proses Memilihnya
Sampling dengan Pengembalian :
Satuan sampling yang terpilih, “dikembalikan” lagi ke dalam populasi (sebelumdilakukan kembali proses pemilihan berikutnya). Sebuah satuan sampling bisaterpilih lebih dari satu kali. Untuk populasi berukuran N=4 dan sampelberukuran n=2, maka sampel yang mungkin terambil adalah Nn = 42 = 16 buahsampel. Teknik sampling seperti ini bisa dikatakan tidak pernah digunakandalam suatu penelitian, hanya untuk keperluan teoritis yang berkatian denganpengambilan sampel.
Sampling tanpa Pengembalian :
Satuan sampling yang telah terpilih, “tidak dikembalikan” lagi ke dalampopulasi. Tidak ada kemungkinan suatu satuan sampling terpilih lebih darisekali. Untuk populasi berukuran N=4 (misalnya A, B, C, D) dan sampelberukuran n=3, maka sampel yang mungkin terambil ada 4 buah sampel yaituABC, ABD, ACD, dan BCD.
Jumlah sampel mengikuti persamaan sbb:

3.    Tipe Sampling menurut Peluang Pemilihannya
Sampling Non Probabilitas :
Pada saat melakukan pemilihan satuan sampling tidak dilibatkan unsurpeluang, sehingga tidak diketahui besarnya peluang sesuatu unit sampling terpilih ke dalam sampel. Sampling tipe ini tidak boleh dipakai untukmenggeneralisasi hasil penelitian terhadap populasi, karena dalam penarikansampel sama sekali tidak ada unsur probabilitas. Dalam analisis selanjutnyahanya diperkenankan menggunakan analisis statistika deskriptif, dan tidakboleh memakai alat analisis statistika inferensial, baik yang termasuk kelompokstatistika parametrik maupun non parametrik, sebab statistika inferensial padaprinsipnya juga harus melibatkan unsur probabilitas ketika kita melakukanpengambilan sampel.
Termasuk Sampling Non Probabilitas antara lain:
a. Haphazard Sampling : Satuan sampling dipilih sembarangan atau seadanya,tanpa perhitungan apapun tentang derajat kerepresentatipannya.Misalnya ketika kita akan melakukan penelitian mengenai kompetensidosen di sebuah Universitas, pertanyaan dapat diajukan kepada siapapunmahasiswa dari universitas tersebut (sebagai sampel) yang kebetulandatang pada saat kita berada di sana untuk melakukan penelitian.
b. Snowball Sampling : Satuan sampling dipilih atau ditentukan berdasarkaninformasi dari responden sebelumnya. Misalnya ada penelitian yangbertujuan untuk mencari cara yang efektif dalam mensosialisasikanprogram-program kemahasiswaan. Sampel pertama barangkali bisa dipilihKetua BEM, kepada dia kita bertanya, siapa lagi (sebagai sampel ke-2)yang kira-kira bisa diwawancara untuk diambil pendapatnya, danseterusnya hingga informasi dianggap memadai.
c. Purposive Sampling : Disebut juga Judgment Sampling. Satuan samplingdipilih berdasarkan pertimbangan tertentu dengan tujuan untuk memperolehsatuan sampling yang memiliki karakteristik yang dikehendaki.Misalnya dalam sebuah penelitian pengelolaan pendidikan yang bertujuanuntuk melihat daya saing SMA dalam kerangka WTO, barangkali untuktahap awal akan lebih baik sampel dipilih dari SMA yang memiliki nilai UANbaik, populer di masyarakat, serta kelulusan siswa masuk PTN cukup tinggi.
Sampling Probabilitas :
Dikenal pula dengan nama Random Sampling. Pada saat memilih unitsampling sangat diperhatikan besarnya peluang satuan sampling untuk terpilihke dalam sampel, dan peluang itu tidak boleh sama dengan nol. Sampling tipeini bisa dipakai untuk melakukan generalisasi hasil penelitian terhadappopulasi walaupun data yang didapat hanya berasal dari sampel. Analisis tidakhanya menggunakan statistika deskriptif, juga bisa memakai statistikainferensial baik yang termasuk kelompok statistika parametrik maupun nonparametrik.
Termasuk Sampling Probabilitas antara lain:
a. Simple Random Sampling : Satuan sampling dipilih secara acak. Peluang untuk terpilih harus diketahui besarnya, dan untuk tiap satuan samplingbesarnya harus sama. Misalnya ada sebuah penelitian mengenai “ModelPembiayaan Pendidikan Dasar di Jawa Barat”, sampelnya adalah seluruhSD dan SMP yang ada di Jawa Barat. Terhadap seluruh SD dan SMPtersebut dilakukan pemilihan secara random tanpa melakukanpengelompokkan terlebih dahulu, dengan demikian peluang masing-masingSD maupun SMP untuk terpilih sebagai sampel sama.
b. Stratified Random Sampling : Populasi dibagi ke dalam sub populasi(strata), dengan tujuan membentuk sub populasi yang didalamnyamembentuk satuan-satuan sampling yang memiliki nilai variabel yang tidakterlalu bervariasi (relatif homogen). Selanjutnya dari setiap stratum dipilihsampel melalui proses simple random sampling. Misalnya dalam penelitianyang sama seperti di atas, semua sekolah baik SD maupun SMP di JawaBarat diklasifikasikan atau distratifikasi terlebih dahulu ke dalam sekolahyang berbiaya mahal, sedang, dan murah. Kemudian dari masing-masingstrata dipilih sekolah dengan teknik simple random sampling.
c. Cluster Random Sampling. Populasi dibagi ke dalam satuan-satuansampling yang besar, disebut Cluster. Berbeda dengan pembentukanstrata, satuan sampling yang ada dalam tiap kluster harus relatif heterogen.Pemilihan dilakukan beberapa tingkat: (1) Memilih kluster dengan carasimple random sampling. (2) Memilih satuan sampling dalam kluster. Jikapemilihan dilakukan lebih dari 2 kali disebut Multi-stage Cluster Sampling.Misalnya dalam penelitian yang sama seperti di atas, karena Jawa Baratsangat luas, dipilihlah kabupaten/kota tertentu sebagai sampel klaster ke-1secara random. Dari tiap kabupaten terpilih dilakukan pemilihan lagi, yaitukecamatan-kecamatan tertentu dengan cara random sebagai sampelklaster ke-2. Selanjutnya dari masing-masing kecamatan dilakukanpemilihan sekolah yang juga dilakukan secara random.
PEMBAHASAN

Quick count mempunyai fungsi utama sebagai alat kontrol terhadap penyelenggarapemilu dan memperkirakan perolehan suara pemilu. Sebagai alat kontrol, quick countmampu mendeteksi dan melaporkan penyimpangan atau mengungkapkan kecurangan.Banyak sampel membuktikan quick count dapat membangun kepercayaan atas kinerja penyelenggara pemilu dan memberikan legitimasi terhadap proses pemilu. Kegiatan pengumpulan data dengan quick count seringkali diikuti oleh kegiatan exit poll. Exit pollsangat berguna dalam mengetahui kecenderungan pemilih. Proses perhitungan suara oleh lembaga resmi seperti Komisi Pemilihan Umum (KPU), meskipun memakai sistem teknologi informasi yang canggih dan berbiaya mahal namun kenyataannya sangat lamban. Hasil kasar perhitungan suara baru dapat diketahui dua minggu setelah perhitungan suara. Sementara perhitungan resmi baru dapat dilakukan satu bulan setelah pemungutan suara. Dengan penghitungan cepat (quick count) maka mampu memenuhi keingintahuan segera publik atas hasil pemilu. Keberhasilan quick count dan exit poll sangat dipengaruhi oleh teknik penarikan sampel yang baik dan keakuratan serta presisi dari hitungan yang dihasilkan.

Metode dan Penarikan Sampel
Quick count dilakukan berdasarkan pada pengamatan langsung di TempatPemungutan Suara (TPS) yang telah dipilih secara acak. Unit analisa quick count ini adalah TPS, dengan demikian penarikan sampel tidak dapat dilakukan sebelum daftar TPS atau desa yang akan dipantau tersedia. Kekuatan data quick count sebenarnya bergantung pada bagaimana sampel itu ditarik. Sampel tersebutlah yang akan menentukan suara pemilih yang akan dipakai sebagai dasar prediksi hasil pemilu. Sampel yang ditarik secara benarakan memberikan landasan kuat untuk mewakili karakteristik populasi.
Multistage random sampling merupakan metode penarikan contoh yang sering digunakan dalam melakukan survei jajak pendapat dan pemilu. Multistage random sampling padadasarnya adalah gabungan antara sampel stratifikasi (stratified random sampling) dengan sampel klaster (cluster sampling). Stratifikasi diperlukan supaya heterogenitas daripopulasi bisa tercermin dalam sampel. Untuk menanggulangi masalah biaya yang meningkat karena stratifikasi tersebut, maka stratifikasi tersebut dikombinasi denganklaster. Lewat klaster sampel tidak menyebar sehingga biaya untuk menjangkaunyamengecil meskipun klaster membuat sampel menjadi kurang mencerminkan karakteristikpopulasi.
Penentuan besaran sampel pada quick count didasarkan oleh derajat keragaman(variability), margin of error (MoE) dan tingkat kepercayaan (confidence interval). IstilahMoE sering disamaartikan dengan pengertian sampling error (SE), dimana sebenarnya SEdihitung setelah survei selesai dilakukan sesuai dengan teknik sampling yang digunakan.Formula umum menentukan margin of error (Estok et al. 2002) :
MoE =
dengan
s = simpangan baku (biasanya dianggap 0.5)
z = nilai z untuk tingkat kepercayaan tertentu (untuk 99% adalah 1.96, untuk
                 99% adalah 2.58)
n = ukuran sampel
Setelah menentukan metode penarikan sampel dan margin of error, langkahselanjutnya adalah menetapkan jumlah sampel pemilih dan jumlah sampel TPS. Formulajumlah sampel pemilih (LSI & JIP 2007) :
Jumlah sampel pemilih =
dengan
Z          =mengacu pada tingkat kepercayaan (untuk 90% adalah 1.65, untuk 95%
adalah 1.96, untuk 99% adalah 2.58)
p(1-p)   = keragaman populasi dalam bentuk proporsi. Proporsi dibagi dalam dua
bagian dengan total 100%. Proporsi yang digunakan adalah pada saat
keragaman tertinggi terjadi dimana p = 50% (atau 0.5).
E          = kesalahan sampling yang dikehendaki (sama dengan margin of error)
N          = jumlah populasi

Keakuratan dan Presisi Hasil Quick Count dibandingkan Hasil Resmi Pemilu
Prediksi quick count akan akurat apabila mengacu pada metodologi statistik danpenarikan sampel yang ketat serta diimplementasikan secara konsisten di lapangan.Kekuatan quick count juga sangat tergantung pada identifikasi terhadap berbagai faktoryang berdampak pada distribusi suara dalam populasi pemilih. Apabila pemilu berjalanlancar tanpa kecurangan, akurasi quick count dapat disandarkan pada perbandingannyadengan hasil resmi KPU. Tetapi apabila pemilu berjalan penuh kecurangan, maka hasilquick count dapat dikatakan kredibel meskipun hasilnya berbeda dengan hasil resmi KPU.Oleh karena itu quick count biasanya diiringi dengan kegiatan lain yaitu pemantauan yangjuga menggunakan metode penarikan sampel secara acak (exit poll).
.





























KESIMPULAN

Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari pemaparan tentang quick count, diantaranya:
1.      Metode penarikan contoh yang sering digunakan dalam quick count adalah multistage random sampling.
2.      Keakuratan dan presisi dari hasil quick count dapat terpenuhi apabila mengacu pada metodologi statistik dan penarikan sampel yang ketat.
3.      Melalui exit poll dapat diketahui karakteristik dari pemilih.
4.      Quick count berguna dilakukan di negara berkembang seperti Indonesia. Metode ini tidak cocok dipakai di negara maju, dimana dalam satu hari pemilihan sudah bisa diketahui hasil akhir pemilu. Di negara berkembang, letak geografis dan teknologi perhitungan suara lamban, menyebabkan hasil akhir pemilu baru bisa diketahui 2 minggu sampai satu bulan.





















DAFTAR PUSTAKA

Black, James A dan Dean J Champion. 1999. Metode dan Masalah PenelitianSosial. Bandung: Refika Aditama.
Singarimbun, Masri dan Sofyan Effendi. 1995. Metode Penelitian Survai.
Jakarta: LP3ES.
Sumargo M. 2006. Quick count. [terhubung berkala]. http://www.beritaiptek.com/zberita- beritaiptek- 2006-07-12-Quick-Count.shtml [9 Agustus 2007].
Suryakusumah, Nur Ikhsan. 2012. Mengenal Cara Kerja Teknologi Quick count.
            Dikutip dari teknologi http.//www.teknologi.inilah.com/ [7 April 2013]
Ujiyati TP. 2004. Quick count. [terhubung berkala].
http://www.lp3es.or.id/program/pemilu2004/QCount.htm [9 Agustus 2007].