nknkjlsg

Senin, 20 Mei 2013

OP-AMP


BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Operational Amplifier atau di singkat op-amp merupakan salah satu komponen analog yang sering digunakan dalam berbagai aplikasi rangkaian elektronika. Aplikasi op-amp yang paling sering dipakai antara lain adalah rangkaian inverter, non-inverter, integrator dan differensiator. Pada pokok bahasan kali ini akan dipaparkan beberapa aplikasi op-amp yang paling dasar, yaitu rangkaian penguat inverting, non-inverting differensiator dan integrator. Operasional amplifier ini digunakan untuk membentuk fungsi-fungsi linear yang bermacam-macam atau dapat juga digunakan untuk operasi-operasi tak linear, dan seringkali disebut sebagai rangkaian terpadu linear dasar. Penguat operasi (Op-Amp) merupakan komponen elektronik analog yang berfungsi sebagai amplifier multiguna dalam bentuk IC dan memiliki symbol.
            Pada Op-Amp memiliki 2 rangkaian feedback (umpan balik) yaitu feedback negatif dan feedback positif dimana Feedback negatif pada op-amp memegang peranan penting. Secara umum, umpanbalik positif akan menghasilkan osilasi sedangkan umpanbalik negatif menghasilkan penguatan yang dapat terukur.
B.     TUJUAN
Setelah membuat makalah ini diharapkan:
·         Dapat memahami sifat-sifat dasar operational amplifier.
·         Dapat memahami penggunaan aplikasi operational amplifier dalam kehidupan sehari-hari.
·         Dapat menjelaskan macam jenis operational amplifier.





BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian
Operational Amplifier atau di singkat op-amp merupakan salah satu komponen analog yang sering digunakan dalam berbagai aplikasi rangkaian elektronika. Aplikasi op-amp yang paling sering dipakai antara lain adalah rangkaian inverter, non-inverter, integrator dan differensiator. Pada pokok bahasan kali ini akan dipaparkan beberapa aplikasi op-amp yang paling dasar, yaitu rangkaian penguat inverting, non-inverting differensiator dan integrator. Pada Op-Amp memiliki 2 rangkaian feedback (umpan balik) yaitu feedback negatif dan feedback positif dimana Feedback negatif pada op-amp memegang peranan penting. Secara umum, umpanbalik positif akan menghasilkan osilasi sedangkan umpanbalik negatif menghasilkan penguatan yang dapat terukur.

            Op-amp ideal pada dasarnya adalah sebuah differential amplifier (penguat diferensial) yang memiliki dua masukan. Input (masukan) op-amp ada yang dinamakan input inverting dan non-inverting. Op-amp ideal memiliki open loop gain (penguatan loop terbuka) yang tak terhingga besarnya. Seperti misalnya op-amp LM741 yang sering digunakan oleh banyak praktisi elektronika, memiliki karakteristik tipikal open loop gain sebesar 104 ~ 105. Penguatan yang sebesar ini membuat op-amp menjadi tidak stabil, dan penguatannya menjadi tidak terukur (infinite). Disinilah peran dari rangkaian negative feedback diperlukan, sehingga op-amp dapat dirangakai menjadi aplikasi degan nilai penguatan yang terukur.
Pada umumnya, simbol penguat kendalian boleh digambarkan oleh gambar tiga segi yang mempunyai dua terminal masukan dan satu keluaran seperti yang ditunjukkan dalam gambar 5.1. Manakala gambar 5.2 pula menunjukkan susunan pinnya.
gambar 1 : Simbol Penguat kendalian

                Pin:
1.        Off null
2.        Masukan alikan
3.        Masukan bukan alikan
4.        Vcc (negatif)
5.        Offset Null
6.        Voltan keluaran
7.        Vcc (positif)
8.        N/C (non connected)
A.1  Penguatan Open-Loop
Op-amp idealnya memiliki penguatan open-loop (AOL) yang tak terhingga. Namun pada prakteknya op-amp semisal LM741 memiliki penguatan yang terhingga kira-kira 100.000 kali. Sebenarnya dengan penguatan yang sebesar ini, sistem penguatan op-amp menjadi tidak stabil. Input diferensial yang amat kecil saja sudah dapat membuat outputnya menjadi  saturasi. Pada bab berikutnya akan dibahas bagaimana umpan balik bisa membuat sistem penguatan op-amp menjadi stabil.

A.2  Unit Gain Frequency
Op-amp ideal mestinya bisa bekerja pada frekuensi berapa saja mulai dari sinyal dc sampai frekuensi giga Herzt. Parameter unity-gain frequency menjadi penting jika op-amp digunakan untuk aplikasi dengan frekuensi tertentu. Parameter AOL biasanya adalah penguatan op-amp pada sinyal DC. Response penguatan op-amp menurun seiring dengan menaiknya frekuenci sinyal input. Op-amp LM741 misalnya memiliki unity-gain frequency sebesar 1 mhz. Ini berarti penguatan op-amp akan menjadi 1 kali pada frekuensi 1 mhz. Jika perlu merancang aplikasi pada frekeunsi tinggi, maka pilihlah op-amp yang memiliki unity-gain frequency lebih tinggi.

A.3  Slew Rate
Di dalam op-amp kadang ditambahkan beberapa kapasitor untuk kompensasi dan mereduksi noise. Namun kapasitor ini menimbulkan kerugian yang menyebabkan response op-amp terhadap sinyal input menjadi lambat. Op-amp ideal memiliki parameter slew-rate yang tak terhingga. Sehingga jika input berupa sinyal kotak, maka outputnya juga kotak. Tetapi karena ketidak idealan op-amp, maka sinyal output dapat berbentuk ekponensial. Sebagai contoh praktis, op-amp LM741 memiliki slew-rate sebesar 0.5V/us. Ini berarti perubahan output op-amp LM741 tidak bisa lebih cepat dari 0.5 volt dalam waktu 1 us.

A.4  Parameter CMRR
Ada satu parameter yang dinamakan CMRR (Commom Mode Rejection Ratio). Parameter ini cukup penting untuk menunjukkan kinerja op-amp tersebut. Op-amp dasarnya adalah penguat diferensial dan mestinya tegangan input yang dikuatkan hanyalah selisih tegangan antara input v1 (non-inverting) dengan input v2 (inverting). Karena ketidak-idealan op-amp, maka tegangan persamaan dari kedua input ini ikut juga dikuatkan. Parameter CMRR diartikan sebagai kemampuan op-amp untuk menekan  penguatan tegangan ini (common mode) sekecil-kecilnya. CMRR didefenisikan dengan rumus CMRR = ADM/ACM yang dinyatakan dengan satuan db. Contohnya op-amp dengan CMRR = 90 db, ini artinya penguatan ADM (differential mode) adalah kira-kira 30.000 kali dibandingkan penguatan ACM (commom mode). Kalau CMRR-nya 30 db, maka artinya perbandingannya kira-kira hanya 30 kali. Kalau diaplikasikan secara real, misalkan tegangan input v1 = 5.05 volt dan tegangan v2 = 5 volt, maka dalam hal ini tegangan diferensialnya (differential mode) = 0.05 volt dan tegangan persamaan-nya (common mode) adalah 5 volt. Pembaca dapat mengerti dengan CMRR yang makin besar maka op-amp diharapkan akan dapat menekan penguatan sinyal yang tidak diinginkan (common mode) sekecil-kecilnya. Jika kedua pin input dihubung singkat dan diberi tegangan, maka output op-amp mestinya nol. Dengan kata lain, op-amp dengan CMRR yang semakin besar akan semakin baik.



B.     Jenis penguat kendali dan kegunaan.
a.         Kegunaan Umum
- Mempunyai bidang ruang dari 0Hz – 1Mhz
- Contoh: 709, 101, 741, 301
b.        Kegunaan DC dan prestasi rendah
- Mempunyai galangan masukan yang sangat tinggi
- Voltan offset masukan rendah
- Contoh: H0052, 108
c.         Kegunaan AC dan prestasi tinggi
- Mempunyai bidang ruang yang lebar
- Contoh: H0063
d.         Untuk kuasa dan voltan tinggi
- Menggunakan satu talian bekalan kuasa dan boleh memacu beban secara
terus.
- Contoh: H0004, H0021, M124
e.          Boleh diprogram
- Penguat kendalian khas yang boleh diprogram
- Contoh: 4250

C.    Kegunaan / Aplikasi Penguat Kendalian
a)       Sebagai litar senilai komputer analog yang boleh melaksanakan fungsi
Pencampur, pendarab, pembahagi, pengkamil dan pengkerbedaan.
b)       Penjana gelombang
- Diguna pada Wein Bridge Oscillator bagi menjana gelombang sain.
- Mengguna litar-litar pengkamil dan pengkerbedaan untuk menghasilkan gelombang berbentuk segiempat dan segitiga.
c)       Penapis aktif RC
 Menapis isyarat iaitu membenarkan isyarat pada frekeunsi tertentu saja melaluinya.
  d)   Penganda kepada isyarat-isyarat
- Menguatkan isyarat audio/video/radio frekeunsi
- Menguatkan isyarat digit yang dihantar melalui jarak jauh.
Penguat kendalian μA741 dianggapkan sebagai piawaian industri bagi penguat kendalian.

D.     Macam-macam bentuk TEORI APLIKASI OP-AMP
1.      Inverting
Inverting amplifier ini, input dengan outputnya berlawanan polaritas. Jadi ada tanda minus pada rumus penguatannya. Penguatan inverting amplifier adalah bisa lebih kecil nilai besaran dari 1, misalnya -0.2 , -0.5 , -0.7 , dst dan selalu negatif. Rumus nya : Vo=Vi
Gambar 2 rangkaian inverting
2.      Non-Inverting
Rangkaian non inverting ini hampir sama dengan rangkaian inverting hanya perbedaannya adalah terletak pada tegangan inputnya dari masukan noninverting. Rumusnya seperti berikut: Vo=Vi
Gambar 3 rangkaian non-inverting
3.      Buffer
Rangkaian buffer adalah rangkaian yang inputnya sama dengan hasil outputnya. Dalam hal ini seperti rangkaian common colektor yaitu berpenguatan = 1. Rangkaiannya seperti pada gambar berikut ini
Nilai R yang terpasang gunanya untuk membatasi arus yang di keluarkan. Besar nilainya tergantung dari indikasi dari komponennya, biasanya tidak dipasang alias arus dimaksimalkan sesuai dengan kemampuan op-ampnya.
Gambar 4 rangkaian buffer
4.      Adder/ Penjumlah
Rangkaian penjumlah atau rangkaian adder adalah rangkaian penjumlah yang dasar rangkaiannya adalah rangkaian inverting amplifier dan hasil outputnya adalah dikalikan dengan penguatan seperti pada rangkaian inverting. Pada dasarnya nilai outputnya adalah jumlah dari penguatan masing masing dari inverting, seperti :
Voa= -      Vob=-    Voc= -

Vot=
Bila Rf = Ra = Rb = Rc, maka persamaan menjadi :
Vo Va Vb Vc
Gambar 5 rangkaian pengurangan dengan 1 op-amp
Tahanan Rom gunanya adalah untuk meletak titik nol supaya tepat, terkadang tanpa Rom sudah cukup stabil. Maka rangkaian ada yang tanpa Rom juga baik hasilnya. Rangkaian penjumlah dengan menggunakan noninverting sangat suah dilakukan karena tegangan yang diparalel akan menjadi tegangan terkecil yang ada., sehingga susah terjadi proses penjumlahan.
5.           Subtractor/ Pengurang
Rangkaian pengurang ini berasal dari rangkaian inverting dengan memanfaatkan masukan non-inverting, sehingga persamaannya menjadi sedikit ada perubahan. Rangkaian ini bisa terdiri 2 macam yaitu :
a.       Rangkaian dengan 1 op-amp
b.      b. Rangkaian dengan 2 op-amp
c.       c. Rangkaian dengan 3 op-amp
Rangkaian pengurang dengan 1 op-amp ini memanfaatkan kaki inverting dan kaki noninverting. Supaya benar benar terjadi pengurangan maka nilai dibuat seragam seperti gambar. Rumusnya dalah:

Vo=    sehingga

Vo= (Vb-Va)
Gambar 6 rangkaian pengurang dengan 1 op-amp
Rangkaian pengurang dengan 2 op-amp tidak jauh berbeda dengan satu opamp, yaitu salah satuinput dikuatkan dulu kemudian dimasukkan ke rangkaian pengurang, seperti gambar dibawah ini. Perhitungan rumus yang terjadi pada titik Vz adalah :
Bila Rf=Rim aka persamaannya akan menjadi:
Gambar 7 rangkaian pengurang dengan 2 op-amp
6.      Integrator (atau LPF)
Rangkaian integrator op-amp ini juga berasal dari rangkaian inverting dengan tahanan umpan baliknya diganti dengan kapasitor.
Perhitungan rumus dengan persamaan:
Batas frekuensi yang dilalui oleh capasitor dalam rangkaian integrator adalah
Biasanya rangkaian untuk aplikasi ada penambahan tahanan yang diparalel dengan kapasitor dengan dinama RF. Seperti pada gambar 2.29 rangkaian integrator yang belum di tambah tahanan yang diparalel dengan kapasitor. Nilai ROM adalah antara nol sampai dengan R1.
Gambar 8 Rangkaian integrator op-amp sederhana

7.    Differensiator (atau HPF)
Rangkaian differensiator adalah rangkaian aplikasi dari rumusan matematika yang dapat dimainkan (dipengaruhi) dari kerja kapasitor.
Rangkaian nya seperti pada gambar 2.25 dengan rangkaian sederhana dari differensiator. Untuk mendapatkan rumus differensiator, urutannya adalah sebagai bagai berikut : C B F i i i dan selama nilai 0 B i maka C F i i selisih dari inverting input dan noninverting input (v1 dan v2) adalah nol dan penguatan tegangannya sangat besar, maka didapat persamaan pengisian kapasitor sebagai
                                          atau  
Gambar 9 Rangkaian Differensiator Op-amp.

Pada rangkaian aplikasi rangkaian differensiator op-amp ini ada sedikit perubahan yaitu penambahan tahanan dan kapasitor yang fungsinya untuk menfilter sinyal masukan. Seperti tampak pada gambar 2.26 adalah rangkaian differensiator yang dimaksud. Dengan demikian maka ada batasan input dari frekuensi yang masuk, batasan tersebut adalah  sedangkan nilai frekuensi yang diakibatkan oleh RF dan C1 adalah sebagai berikut :
  Bila sinyal input melebihi frekuensi fa maka hasil output akansama dengan hasil input, alias fungsi rangkaian tersebut tidak lagi differensiator lagi tapi sebagai pelewat biasa. Sedangkan untuk gambar 2.26 biasanya digunakan untuk rangkaian aplikasi yang di integrasikan dengan rangkaian lain. Syarat perhitungan nilai nilai R1, C1, RF, CF adalah sesuai dengan syarat sebagai berikut :      fa<fb
 sehingga frekuensi input dilewatkan terlebih dahulu ke R1, C1 , RF, kemudian lewat ke R1, C1 , CF bila frekuensinya melebihi fa.

8.    Comparator/ Pembanding
Rangkaian pembanding ini ada 3 macam yaitu :
a.    Rangkaian pembanding 1 op-amp tanpa jendela input
b.    Rangkaian pembanding 1 op-amp dengan jendela input
c.    Rangkaian pembanding 2 op-amp dengan jendela input proses output      luar
d.    Rangkaian pembanding 2 op-amp dengan jendela input proses output dalam

Rangkaian pembanding dengan 1 op-amp tanpa jenjela input, artinya rangkaian komparator/pembanding yang langsung dibandingkan. Seperti pada gambar berikut ini adalah komparator biasa dan hasilnya langsung dibandingkan dengan referensinya.
Rangkaian komparator dengan jendela input rangkaiannya hampir sama dengan rangkaian noninverting hanya saja parameternya terbalik. Seperti pada gambar berikut ini dan contoh hasil dari input dan outputnya dan perhitungannya.
Gambar 10 rangkaian comparator
9.    Filter Aktif
Pada rangkaian dibagian listrik sering disebut rangkaian seleksi frekuensi untuk melewatkan band frekunsi tersentu dan menahannya dari frekuensi diluar band itu. Filter dapat diklafisikasikan dengan arahan :
1. Analog atau digital
2. Pasif atau aktif
3. Audio (AF) atau radio frekuensi (RF)
Filter analog dirancang untuk memproses sinyal analog, sedang filter digital memproses sinyal analog dengan menggunakan teknik digital. Filter tergantung dari tipe elemn yang digunakan pada rangkaiannya, filterakan dibedakan pada filter aktif dan filter pasif. Elemen pasif adalah tahanan,kapasitor dan induktor. Filter aktif dilengkapi dengan transistor atau op-amp selain tahanan dan kapasitor. Tipe elemen ditentukan oleh pengoperasian range frekuensi kerja rangkaian . Misal RC filter umumnya digunakan untuk audio atau operasi frekuensi rendah dan filter LC atau kristal lebih sering digunakan pada frekuensi tinggi.
Pertama tama pada bagian ini menganalisa dan merancang filter analog aktif RC menggunakan op-amp. Pada frekunsi audio, induktor tidak sering digunakan karenabadannya besar dan mahal serta menyerab banyak daya. Induktor juga menghasilkan medan magnit.
Filter aktif mempunyai keuntungan dibandingkan filter pasif yaitu :
1.        Penguatan dan frekuensinya mudah diatur, selama op-amp masih memberikan penguatan dan sinyal input tidak sekaku seperti pada filter pasif. Pada dasarnya filter aktif lebih gampang diatur.
2.         Tidak ada masalah beban, karena tahanan inputtinggi dan tahanan output rendah. Filter aktif tidak membebani sumber input.
3.                   Harga, umumnya filter aktif lebih ekonomis dari pada filter pasif, karena pemilihan variasai dari op-amp yang murah dan tanpa induktor yang biasanya harganya mahal.
Filter aktif sangat handal digunakan pada komunikasi dan sinyal prosesing, tapi juga sangat baik dan sering digunakan pada rangkaian elektronika seperti radio, televisi, telepon ,radar, satelit ruang angkasa dan peralatan biomedik.
Umumnya filter aktif digolongkan menjadi :
1. Low Pass Filter (LPF)
2. High Pass Filter (HPF)
3. Band Pass Filter (BPF)
4. Band Reject Filter (BPF)
5. All Pass Filter (APF)
Pada masing masing filter aktif menggunakan op-amp sebagai elemen aktifnya dan tahanan , kapasitor sebagai elemen pasifnya. Biasanya dan pada umumnya IC 741 ckup baik untuk rangkaian filterv aktif, namun op-amp dengan high speed seperti LM301, LM318 dan lain lainnya dapat juga digunakan pada rangkaian filter aktif untuk mendapatkan slew rate yang cepat dan penguatan serta bandwidth bidang kerja lebih baik.Gambar output dari filter aktif seperti tampak pada gambar berikut ini, sebagai karakteristik responsi frekuensi dari 5 filter aktif. Responsi idealnya ditunjukkan dengan garis terputus putus.
·         Low Pass Filter (LPF)
Low Pass Filter akan konstans darin input 0 Hz sampai cut off frequensi tinggi H f . Pada H f penguatannya menjadi 0.707 AF dan setelah melewati H f maka akan menurun sampai konstan dengan seiring penambahan frekuensi. Frekuensi naik 1 decade maka penguatan tegangan dibagi 10. Dengan kata lain, penguatan turun 20 dB (=20 log 10) setiap kenaikan frekuensi dikali 10. Jadi rate dari penguatan berulang turun 20dB/decade setelah H f terlampuai Saat in f = H f , dikatakan frekuensi cut off yang saat itu turun 3dB (=20 log 0.707) dari 0 Hz. Persamaan lain menyatakan untuk frekuensi cut off terjadi –3 dB, break frekuensi, ujung frekuensi.

·         Low Pass Filter order kedua (-40dB)
Rangkaian LPF dengan –40 dB ini memerlukan komponen pasif lebih banyak (tanahan dan kapasitor). Seperti tampak pada gambar , maka perhitungan frekuensi cut off nya adalah ditentukan oleh nilai komponen R2, R3, C2 dan C3 seperti berikut ini :
Gambar 11 Rangkaian Low Pass Filter dengan –40 dB
·         High Pass Filter 20dB
Rangkaian High Pass Filter ini perbedaannya dengan Low Pass Filter hanya perpindahan tempat tahanan dan kapasitor.
Gambar 12 rangkaian high pass filter 20dB
·         High Pass Filter order kedua (-40dB)
Seperti halnya pada LPF order kedua, HPF order kedua ini cirinya sama, maka persamaan yang terjadi adalah :

Untuk mendapatkan order dalam filter yang lebih tinggi didapat dari serie dari order satu dengan order dua yang menghasilkan order ketiga. Sedangkan order dua diserie dengan order dua, maka menghasilkan filter dengan order keempat.

·         Band Pass Filter (BPF)
Pada BPF ini ada 2 macam rangkaian yaitu BPF bidang lebar dan BPF bidang sempit. Untuk membedakan kedua rangkaian ini adalah dilihat dari nilai figure of merit (FOM) atau Faktor kualitas (Q).
Bila Q < 10, maka digolongkan BPF bidang lebar.
Bila Q > 10, maka digolongkan BPF bidang sempit.
·         All Pass Filter (APF)
Rangkain APF ini bisa dikatakan pula bukan termasuk rangkaian filter karena tidak ada yang di filter. Rangkaian ini terkenal dengan nama delay equalizer atau phase corector, karena berhubungan dengan fungsi rangkaian dalam aplikasinya. Rangkain ini sering digunakan pada sinyal telkomunikasi untuk mencocokan fasa sinyalnya atau sengaja membuat selisih dengan aslinya, dan juga terdapat pada aplikasi yang lainnya misalnya digunakan untuk stereo buatan di audio, atau untuk penggetar suara pada gitar elektrik, dan lain lain.
Gambar 13 rangkaian all pass filter
                                         Sudut fasanya adalah

10.  Oscilator
Sampai sejauh ini dipelajari pada op-amp misalnya untuk segala macam penguatan dan filter filter aktif. Pada bagian ini menjelaskan op-amp untuk oscilator yang dapat diatur atur frekuensi outputnya dengan gelombang yang bervariasi pula. Pada dasarnya fungsi oscilator adalah sinyal AC atau gelombang tegangan saja. Lebih spesifik lagi, oscilator adalah proses pengulanganbentuk gelombang tertentu pada amplitudo dan frekuensi yang tetap tanpa eksternal input. Oscilator sering digunakan pada radio, televisi, komputer, dan pesawat komunikasi. Oscilator terdiri dari beberapa macam jenisnya, walaupun begitu, oscilator oscilator itu mempunyai prinsip kerja yang sama.
Prinsip kerja oscillator
Oscilator adalah amplifier umpan balik ( feed back) yang outputnya diumpan balikkan keinput melalui rangkaian umpan baliknya. Kalau sinyal umpan baliknya adalah suatu besaran atau fasa, maka rangkaian akan menghasilkan sinyal bolak balik atau tegangan. Asal usul oscilator dinyatakan pada gambar berikut ini yang menerangkan awal mula tidak ada tegangan input. Prinsip kerja ini dinamakan umpan balik positif (positif feed back).
Ada beberapa jenis dari oscillator
1.        Oscillator geser
2.        Oscillator jembatan wien
3.        Oscillator quadrature
4.        Oscillator gelombang segi empat, segitiga, segitiga gergaji.













                                                                                            



BAB III
PENUTUP
Operational Amplifier atau di singkat op-amp merupakan salah satu komponen analog yang  popular digunakan dalam berbagai aplikasi rangkaian elektronika. Aplikasi op-amp popular yang paling sering dibuat antara lain adalah rangkaian inverter, non-inverter, integrator dan differensiator. Ada beberapa aplikasi op-amp yang paling dasar, dimana rangkaian feedback (umpan balik) negatif memegang peranan penting. Secara umum, umpan balik positif akan menghasilkan osilasi sedangkan umpan balik negatif menghasilkan penguatan yang dapat terukur.
LM714 termasuk jenis op-amp yang sering digunakan dan banyak dijumpai dipasaran. Contoh lain misalnya TL072 dan keluarganya sering digunakan untuk penguat audio. Tipe lain seperti LM139/239/339 adalah opamp yang sering dipakai sebagai komparator. Di pasaran ada banyak tipe op-amp. Cara yang paling baik pada saat mendesain aplikasi dengan op-amp adalah dengan melihat dulu karakteristik op-amp tersebut. Saat ini banyak op-amp yang dilengkapi dengan kemampuan seperti current sensing, current limmiter, rangkaian  kompensasi temperatur dan lainnya. Ada juga op-amp untuk aplikasi khusus seperti aplikasi frekuesi tinggi, open colector output, high power output dan lain sebagainya .
Pada prakteknya ada beberapa hal yang mesti diperhatikan dan ditambahkan pada rangkaian opamp. Antara lain, Tegangan Ofset (Offset voltage), Arus Bias (Bias Current), Arus offset (offset current) dan lain sebagainya. Umumnya ketidak ideal-an op-amp dan bagaimana cara mengatasinya diterangkan pada datasheet opamp dan hal ini spesifik untuk masing-masing pabrikan.







DAFTAR PUSTAKA
Clayton,George.2003.Operational Amplifiers.Jakarta:Penerbit Erlangga
Hayt, William H. 2005.Rangkaian Listrik.Jakarta:Erlangga