BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Operational Amplifier atau di singkat op-amp
merupakan salah satu komponen analog yang sering digunakan dalam
berbagai aplikasi rangkaian elektronika. Aplikasi op-amp yang paling sering
dipakai antara lain adalah rangkaian inverter, non-inverter, integrator dan
differensiator. Pada pokok bahasan kali ini akan dipaparkan beberapa aplikasi
op-amp yang paling dasar, yaitu rangkaian penguat inverting, non-inverting
differensiator dan integrator. Operasional amplifier ini digunakan untuk
membentuk fungsi-fungsi linear yang bermacam-macam atau dapat juga digunakan
untuk operasi-operasi tak linear, dan seringkali disebut sebagai rangkaian
terpadu linear dasar. Penguat operasi (Op-Amp) merupakan komponen elektronik
analog yang berfungsi sebagai amplifier multiguna dalam bentuk IC dan memiliki
symbol.
Pada Op-Amp memiliki 2 rangkaian
feedback (umpan balik) yaitu feedback negatif dan feedback positif dimana
Feedback negatif pada op-amp memegang peranan penting. Secara umum, umpanbalik
positif akan menghasilkan osilasi sedangkan umpanbalik negatif menghasilkan
penguatan yang dapat terukur.
B.
TUJUAN
Setelah
membuat makalah ini diharapkan:
·
Dapat memahami sifat-sifat dasar operational
amplifier.
·
Dapat memahami penggunaan aplikasi operational
amplifier dalam kehidupan sehari-hari.
·
Dapat menjelaskan macam jenis operational
amplifier.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Operational Amplifier atau di
singkat op-amp merupakan salah satu komponen analog yang sering digunakan dalam
berbagai aplikasi rangkaian elektronika. Aplikasi op-amp yang paling sering
dipakai antara lain adalah rangkaian inverter, non-inverter, integrator dan
differensiator. Pada pokok bahasan kali ini akan dipaparkan beberapa aplikasi
op-amp yang paling dasar, yaitu rangkaian penguat inverting, non-inverting differensiator
dan integrator. Pada Op-Amp memiliki 2 rangkaian feedback (umpan balik) yaitu
feedback negatif dan feedback positif dimana Feedback negatif pada op-amp
memegang peranan penting. Secara umum, umpanbalik positif akan menghasilkan osilasi
sedangkan umpanbalik negatif menghasilkan penguatan yang dapat terukur.
Op-amp ideal pada dasarnya adalah sebuah differential amplifier (penguat diferensial) yang memiliki dua masukan. Input (masukan) op-amp ada yang dinamakan input inverting dan non-inverting. Op-amp ideal memiliki open loop gain (penguatan loop terbuka) yang tak terhingga besarnya. Seperti misalnya op-amp LM741 yang sering digunakan oleh banyak praktisi elektronika, memiliki karakteristik tipikal open loop gain sebesar 104 ~ 105. Penguatan yang sebesar ini membuat op-amp menjadi tidak stabil, dan penguatannya menjadi tidak terukur (infinite). Disinilah peran dari rangkaian negative feedback diperlukan, sehingga op-amp dapat dirangakai menjadi aplikasi degan nilai penguatan yang terukur.
Pada
umumnya, simbol penguat kendalian boleh digambarkan oleh gambar tiga segi yang
mempunyai dua terminal masukan dan satu keluaran seperti yang ditunjukkan dalam
gambar 5.1. Manakala gambar 5.2 pula menunjukkan susunan pinnya.
gambar 1 : Simbol
Penguat kendalian
Pin:
1.
Off null
2.
Masukan alikan
3.
Masukan bukan alikan
4.
Vcc (negatif)
5.
Offset Null
6.
Voltan keluaran
7.
Vcc (positif)
8.
N/C (non connected)
A.1 Penguatan Open-Loop
Op-amp idealnya memiliki penguatan open-loop
(AOL) yang tak terhingga. Namun pada prakteknya op-amp semisal LM741
memiliki penguatan yang terhingga kira-kira 100.000 kali. Sebenarnya dengan
penguatan yang sebesar ini, sistem penguatan op-amp menjadi tidak stabil. Input
diferensial yang amat kecil saja sudah dapat membuat outputnya menjadi saturasi. Pada bab berikutnya akan dibahas
bagaimana umpan balik bisa membuat sistem penguatan op-amp menjadi stabil.
A.2
Unit Gain Frequency
Op-amp ideal mestinya bisa bekerja
pada frekuensi berapa saja mulai dari sinyal dc sampai frekuensi giga Herzt.
Parameter unity-gain frequency menjadi penting jika op-amp digunakan
untuk aplikasi dengan frekuensi tertentu. Parameter AOL biasanya
adalah penguatan op-amp pada sinyal DC. Response penguatan op-amp menurun
seiring dengan menaiknya frekuenci sinyal input. Op-amp LM741 misalnya memiliki
unity-gain frequency sebesar 1 mhz. Ini berarti penguatan op-amp akan
menjadi 1 kali pada frekuensi 1 mhz. Jika perlu merancang aplikasi pada
frekeunsi tinggi, maka pilihlah op-amp yang memiliki unity-gain frequency
lebih tinggi.
A.3
Slew Rate
Di dalam op-amp kadang ditambahkan
beberapa kapasitor untuk kompensasi dan mereduksi noise. Namun kapasitor ini
menimbulkan kerugian yang menyebabkan response op-amp terhadap sinyal input
menjadi lambat. Op-amp ideal memiliki parameter slew-rate yang tak terhingga.
Sehingga jika input berupa sinyal kotak, maka outputnya juga kotak. Tetapi
karena ketidak idealan op-amp, maka sinyal output dapat berbentuk ekponensial.
Sebagai contoh praktis, op-amp LM741 memiliki slew-rate sebesar 0.5V/us. Ini
berarti perubahan output op-amp LM741 tidak bisa lebih cepat dari 0.5 volt
dalam waktu 1 us.
A.4
Parameter CMRR
Ada satu parameter yang dinamakan
CMRR (Commom Mode Rejection Ratio). Parameter ini cukup penting untuk
menunjukkan kinerja op-amp tersebut. Op-amp dasarnya adalah penguat diferensial
dan mestinya tegangan input yang dikuatkan hanyalah selisih tegangan antara
input v1 (non-inverting) dengan input v2 (inverting).
Karena ketidak-idealan op-amp, maka tegangan persamaan dari kedua input ini
ikut juga dikuatkan. Parameter CMRR diartikan sebagai kemampuan op-amp untuk
menekan penguatan tegangan ini (common
mode) sekecil-kecilnya. CMRR didefenisikan dengan rumus CMRR = ADM/ACM
yang dinyatakan dengan satuan db. Contohnya op-amp dengan CMRR = 90 db, ini
artinya penguatan ADM (differential mode) adalah kira-kira
30.000 kali dibandingkan penguatan ACM (commom mode). Kalau
CMRR-nya 30 db, maka artinya perbandingannya kira-kira hanya 30 kali. Kalau
diaplikasikan secara real, misalkan tegangan input v1 = 5.05 volt
dan tegangan v2 = 5 volt, maka dalam hal ini tegangan diferensialnya
(differential mode) = 0.05 volt dan tegangan persamaan-nya (common
mode) adalah 5 volt. Pembaca dapat mengerti dengan CMRR yang makin besar
maka op-amp diharapkan akan dapat menekan penguatan sinyal yang tidak
diinginkan (common mode) sekecil-kecilnya. Jika kedua pin input dihubung
singkat dan diberi tegangan, maka output op-amp mestinya nol. Dengan kata lain,
op-amp dengan CMRR yang semakin besar akan semakin baik.
B.
Jenis penguat kendali dan kegunaan.
a.
Kegunaan Umum
- Mempunyai bidang
ruang dari 0Hz – 1Mhz
- Contoh: 709, 101,
741, 301
b.
Kegunaan DC dan prestasi rendah
- Mempunyai galangan
masukan yang sangat tinggi
- Voltan offset masukan
rendah
- Contoh: H0052, 108
c.
Kegunaan AC dan prestasi tinggi
- Mempunyai bidang
ruang yang lebar
- Contoh: H0063
d.
Untuk kuasa dan voltan tinggi
- Menggunakan satu
talian bekalan kuasa dan boleh memacu beban secara
terus.
- Contoh: H0004, H0021,
M124
e.
Boleh diprogram
- Penguat kendalian
khas yang boleh diprogram
- Contoh: 4250
C.
Kegunaan / Aplikasi Penguat
Kendalian
a) Sebagai litar senilai komputer analog yang
boleh melaksanakan fungsi
Pencampur,
pendarab, pembahagi, pengkamil dan pengkerbedaan.
b) Penjana gelombang
-
Diguna pada Wein Bridge Oscillator bagi menjana gelombang sain.
-
Mengguna litar-litar pengkamil dan pengkerbedaan untuk menghasilkan gelombang
berbentuk segiempat dan segitiga.
c) Penapis aktif RC
Menapis isyarat iaitu membenarkan isyarat pada
frekeunsi tertentu saja melaluinya.
d) Penganda
kepada isyarat-isyarat
-
Menguatkan isyarat audio/video/radio frekeunsi
-
Menguatkan isyarat digit yang dihantar melalui jarak jauh.
Penguat kendalian μA741
dianggapkan sebagai piawaian industri bagi penguat kendalian.
D. Macam-macam bentuk TEORI APLIKASI
OP-AMP
1. Inverting
Inverting
amplifier ini, input dengan outputnya berlawanan polaritas. Jadi ada tanda
minus pada rumus penguatannya. Penguatan inverting amplifier adalah bisa lebih
kecil nilai besaran dari 1, misalnya -0.2 , -0.5 , -0.7 , dst dan selalu
negatif. Rumus nya : Vo=Vi
Gambar 2 rangkaian
inverting
2.
Non-Inverting
Rangkaian
non inverting ini hampir sama dengan rangkaian inverting hanya perbedaannya
adalah terletak pada tegangan inputnya dari masukan noninverting. Rumusnya
seperti berikut: Vo=Vi
Gambar 3 rangkaian
non-inverting
3. Buffer
Rangkaian
buffer adalah rangkaian yang inputnya sama dengan hasil outputnya. Dalam hal
ini seperti rangkaian common colektor yaitu berpenguatan = 1. Rangkaiannya
seperti pada gambar berikut ini
Nilai
R yang terpasang gunanya untuk membatasi arus yang di keluarkan. Besar nilainya
tergantung dari indikasi dari komponennya, biasanya tidak dipasang alias arus
dimaksimalkan sesuai dengan kemampuan op-ampnya.
Gambar 4 rangkaian
buffer
4. Adder/
Penjumlah
Rangkaian
penjumlah atau rangkaian adder adalah rangkaian penjumlah yang dasar
rangkaiannya adalah rangkaian inverting amplifier dan hasil outputnya adalah
dikalikan dengan penguatan seperti pada rangkaian inverting. Pada dasarnya
nilai outputnya adalah jumlah dari penguatan masing masing dari inverting,
seperti :
Voa=
- Vob=- Voc= -
Vot=
Bila
Rf = Ra = Rb = Rc, maka persamaan menjadi :
Vo
Va
Vb
Vc
Gambar 5 rangkaian pengurangan
dengan 1 op-amp
Tahanan
Rom gunanya adalah untuk meletak titik nol supaya tepat, terkadang tanpa Rom
sudah cukup stabil. Maka rangkaian ada yang tanpa Rom juga baik hasilnya.
Rangkaian penjumlah dengan menggunakan noninverting sangat suah dilakukan
karena tegangan yang diparalel akan menjadi tegangan terkecil yang ada.,
sehingga susah terjadi proses penjumlahan.
5. Subtractor/ Pengurang
Rangkaian
pengurang ini berasal dari rangkaian inverting dengan memanfaatkan masukan
non-inverting, sehingga persamaannya menjadi sedikit ada perubahan. Rangkaian
ini bisa terdiri 2 macam yaitu :
a.
Rangkaian dengan 1 op-amp
b.
b. Rangkaian dengan 2 op-amp
c.
c. Rangkaian dengan 3 op-amp
Rangkaian
pengurang dengan 1 op-amp ini memanfaatkan kaki inverting dan kaki noninverting.
Supaya benar benar terjadi pengurangan maka nilai dibuat seragam seperti
gambar. Rumusnya dalah:
Vo=
sehingga
Vo=
(Vb-Va)
Gambar 6 rangkaian pengurang
dengan 1 op-amp
Rangkaian
pengurang dengan 2 op-amp tidak jauh berbeda dengan satu opamp, yaitu salah
satuinput dikuatkan dulu kemudian dimasukkan ke rangkaian pengurang, seperti
gambar dibawah ini. Perhitungan rumus yang terjadi pada titik Vz adalah :
Bila
Rf=Rim aka persamaannya akan menjadi:
Gambar 7 rangkaian
pengurang dengan 2 op-amp
6. Integrator (atau LPF)
Rangkaian
integrator op-amp ini juga berasal dari rangkaian inverting dengan tahanan
umpan baliknya diganti dengan kapasitor.
Perhitungan
rumus dengan persamaan:
Batas
frekuensi yang dilalui oleh capasitor dalam rangkaian integrator adalah
Biasanya rangkaian
untuk aplikasi ada penambahan tahanan yang diparalel dengan kapasitor dengan
dinama RF.
Seperti pada gambar 2.29 rangkaian integrator yang belum di tambah tahanan yang
diparalel dengan kapasitor. Nilai ROM adalah
antara nol sampai dengan R1.
Gambar 8 Rangkaian integrator op-amp sederhana
7.
Differensiator (atau HPF)
Rangkaian
differensiator adalah rangkaian aplikasi dari rumusan matematika yang dapat dimainkan
(dipengaruhi) dari kerja kapasitor.
Rangkaian
nya seperti pada gambar 2.25 dengan rangkaian sederhana dari differensiator.
Untuk mendapatkan rumus differensiator, urutannya adalah sebagai bagai berikut :
C
B F i i i dan
selama nilai 0 B i maka
C
F i i selisih dari
inverting input dan noninverting input (v1 dan
v2)
adalah nol dan penguatan tegangannya sangat besar, maka didapat persamaan
pengisian kapasitor sebagai
atau
Gambar 9 Rangkaian Differensiator Op-amp.
Pada
rangkaian aplikasi rangkaian differensiator op-amp ini ada sedikit perubahan
yaitu penambahan tahanan dan kapasitor yang fungsinya untuk menfilter sinyal
masukan. Seperti tampak pada gambar 2.26 adalah rangkaian differensiator yang
dimaksud. Dengan demikian maka ada batasan input dari frekuensi yang masuk,
batasan tersebut adalah sedangkan nilai frekuensi yang diakibatkan
oleh RF
dan
C1
adalah
sebagai berikut :
Bila sinyal input melebihi frekuensi fa
maka
hasil output akansama dengan hasil input, alias fungsi rangkaian tersebut tidak
lagi differensiator lagi tapi sebagai pelewat biasa. Sedangkan untuk gambar
2.26 biasanya digunakan untuk rangkaian aplikasi yang di integrasikan dengan
rangkaian lain. Syarat perhitungan nilai nilai R1,
C1,
RF,
CF
adalah
sesuai dengan syarat sebagai berikut :
fa<fb
sehingga frekuensi
input dilewatkan terlebih dahulu ke R1,
C1
,
RF,
kemudian lewat ke R1, C1
,
CF
bila
frekuensinya melebihi fa.
8.
Comparator/ Pembanding
Rangkaian pembanding
ini ada 3 macam yaitu :
a. Rangkaian
pembanding 1 op-amp tanpa jendela input
b. Rangkaian
pembanding 1 op-amp dengan jendela input
c. Rangkaian
pembanding 2 op-amp dengan jendela input proses output luar
d.
Rangkaian pembanding 2 op-amp
dengan jendela input proses output dalam
Rangkaian
pembanding dengan 1 op-amp tanpa jenjela input, artinya rangkaian
komparator/pembanding yang langsung dibandingkan. Seperti pada gambar berikut
ini adalah komparator biasa dan hasilnya langsung dibandingkan dengan
referensinya.
Rangkaian
komparator dengan jendela input rangkaiannya hampir sama dengan rangkaian
noninverting hanya saja parameternya terbalik. Seperti pada gambar berikut ini
dan contoh hasil dari input dan outputnya dan perhitungannya.
Gambar 10 rangkaian comparator
9.
Filter Aktif
Pada
rangkaian dibagian listrik sering disebut rangkaian seleksi frekuensi untuk
melewatkan band frekunsi tersentu dan menahannya dari frekuensi diluar band
itu. Filter dapat diklafisikasikan dengan arahan :
1. Analog atau digital
2. Pasif atau aktif
3.
Audio (AF) atau radio frekuensi (RF)
Filter
analog dirancang untuk memproses sinyal analog, sedang filter digital memproses
sinyal analog dengan menggunakan teknik digital. Filter tergantung dari tipe
elemn yang digunakan pada rangkaiannya, filterakan dibedakan pada filter aktif
dan filter pasif. Elemen pasif adalah tahanan,kapasitor dan induktor. Filter
aktif dilengkapi dengan transistor atau op-amp selain tahanan dan kapasitor.
Tipe elemen ditentukan oleh pengoperasian range frekuensi kerja rangkaian .
Misal RC filter umumnya digunakan untuk audio atau operasi frekuensi rendah dan
filter LC atau kristal lebih sering digunakan pada frekuensi tinggi.
Pertama
tama pada bagian ini menganalisa dan merancang filter analog aktif RC
menggunakan op-amp. Pada frekunsi audio, induktor tidak sering digunakan
karenabadannya besar dan mahal serta menyerab banyak daya. Induktor juga
menghasilkan medan magnit.
Filter
aktif mempunyai keuntungan dibandingkan filter pasif yaitu :
1.
Penguatan dan frekuensinya mudah diatur,
selama op-amp masih memberikan penguatan dan sinyal input tidak sekaku seperti
pada filter pasif. Pada dasarnya filter aktif lebih gampang diatur.
2.
Tidak ada masalah beban, karena tahanan
inputtinggi dan tahanan output rendah. Filter aktif tidak membebani sumber
input.
3.
Harga, umumnya filter aktif lebih
ekonomis dari pada filter pasif, karena pemilihan variasai dari op-amp yang
murah dan tanpa induktor yang biasanya harganya mahal.
Filter
aktif sangat handal digunakan pada komunikasi dan sinyal prosesing, tapi juga
sangat baik dan sering digunakan pada rangkaian elektronika seperti radio,
televisi, telepon ,radar, satelit ruang angkasa dan peralatan biomedik.
Umumnya
filter aktif digolongkan menjadi :
1.
Low Pass Filter (LPF)
2.
High Pass Filter (HPF)
3.
Band Pass Filter (BPF)
4.
Band Reject Filter (BPF)
5.
All Pass Filter (APF)
Pada
masing masing filter aktif menggunakan op-amp sebagai elemen aktifnya dan
tahanan , kapasitor sebagai elemen pasifnya. Biasanya dan pada umumnya IC 741
ckup baik untuk rangkaian filterv aktif, namun op-amp dengan high speed seperti
LM301, LM318 dan lain lainnya dapat juga digunakan pada rangkaian filter aktif
untuk mendapatkan slew rate yang cepat dan penguatan serta bandwidth bidang
kerja lebih baik.Gambar output dari filter aktif seperti tampak pada gambar
berikut ini, sebagai karakteristik responsi frekuensi dari 5 filter aktif.
Responsi idealnya ditunjukkan dengan garis terputus putus.
·
Low Pass Filter (LPF)
Low
Pass Filter akan konstans darin input 0 Hz sampai cut off frequensi tinggi H
f
.
Pada H
f
penguatannya
menjadi 0.707 AF dan setelah melewati H
f
maka
akan menurun sampai konstan dengan seiring penambahan frekuensi.
Frekuensi naik 1 decade maka penguatan tegangan dibagi 10. Dengan kata
lain, penguatan turun 20 dB (=20 log 10) setiap kenaikan frekuensi dikali 10.
Jadi rate dari penguatan berulang turun 20dB/decade setelah H
f
terlampuai
Saat in
f
=
H
f
,
dikatakan frekuensi cut off yang saat itu turun 3dB (=20 log 0.707) dari
0 Hz. Persamaan lain menyatakan untuk frekuensi cut off terjadi –3 dB,
break frekuensi, ujung frekuensi.
·
Low Pass Filter order kedua (-40dB)
Rangkaian
LPF dengan –40 dB ini memerlukan komponen pasif lebih banyak (tanahan dan
kapasitor). Seperti tampak pada gambar , maka perhitungan frekuensi cut off nya
adalah ditentukan oleh nilai komponen R2,
R3,
C2
dan
C3
seperti
berikut ini :
Gambar 11 Rangkaian Low Pass Filter dengan –40 dB
·
High Pass Filter 20dB
Rangkaian High Pass
Filter ini perbedaannya dengan Low Pass Filter hanya perpindahan tempat tahanan
dan kapasitor.
Gambar 12 rangkaian high pass filter
20dB
·
High Pass Filter order kedua
(-40dB)
Seperti
halnya pada LPF order kedua, HPF order kedua ini cirinya sama, maka persamaan
yang terjadi adalah :
Untuk
mendapatkan order dalam filter yang lebih tinggi didapat dari serie dari order
satu dengan order dua yang menghasilkan order ketiga. Sedangkan order dua
diserie dengan order dua, maka menghasilkan filter dengan order keempat.
·
Band Pass Filter (BPF)
Pada
BPF ini ada 2 macam rangkaian yaitu BPF bidang lebar dan BPF bidang sempit.
Untuk membedakan kedua rangkaian ini adalah dilihat dari nilai figure of
merit (FOM) atau Faktor kualitas (Q).
Bila
Q < 10, maka digolongkan BPF bidang lebar.
Bila Q > 10, maka
digolongkan BPF bidang sempit.
·
All Pass Filter (APF)
Rangkain
APF ini bisa dikatakan pula bukan termasuk rangkaian filter karena tidak ada
yang di filter. Rangkaian ini terkenal dengan nama delay equalizer atau phase
corector, karena berhubungan dengan fungsi rangkaian dalam aplikasinya.
Rangkain ini sering digunakan pada sinyal telkomunikasi untuk mencocokan fasa
sinyalnya atau sengaja membuat selisih dengan aslinya, dan juga terdapat pada
aplikasi yang lainnya misalnya digunakan untuk stereo buatan di audio, atau
untuk penggetar suara pada gitar elektrik, dan lain lain.
Gambar
13 rangkaian all pass filter
Sudut
fasanya adalah
10. Oscilator
Sampai
sejauh ini dipelajari pada op-amp misalnya untuk segala macam penguatan dan
filter filter aktif. Pada bagian ini menjelaskan op-amp untuk oscilator yang
dapat diatur atur frekuensi outputnya dengan gelombang yang bervariasi pula.
Pada dasarnya fungsi oscilator adalah sinyal AC atau gelombang tegangan saja.
Lebih spesifik lagi, oscilator adalah proses pengulanganbentuk gelombang
tertentu pada amplitudo dan frekuensi yang tetap tanpa eksternal input.
Oscilator sering digunakan pada radio, televisi, komputer, dan pesawat
komunikasi. Oscilator terdiri dari beberapa macam jenisnya, walaupun begitu,
oscilator oscilator itu mempunyai prinsip kerja yang sama.
Prinsip
kerja oscillator
Oscilator
adalah amplifier umpan balik ( feed back) yang outputnya diumpan balikkan
keinput melalui rangkaian umpan baliknya. Kalau sinyal umpan baliknya adalah
suatu besaran atau fasa, maka rangkaian akan menghasilkan sinyal bolak balik
atau tegangan. Asal usul oscilator dinyatakan pada gambar berikut ini yang
menerangkan awal mula tidak ada tegangan input. Prinsip kerja ini dinamakan
umpan balik positif (positif feed back).
Ada
beberapa jenis dari oscillator
1.
Oscillator geser
2.
Oscillator jembatan wien
3.
Oscillator quadrature
4.
Oscillator gelombang segi empat,
segitiga, segitiga gergaji.
BAB
III
PENUTUP
Operational Amplifier atau di singkat op-amp merupakan salah satu
komponen analog yang popular digunakan
dalam berbagai aplikasi rangkaian elektronika. Aplikasi op-amp popular yang
paling sering dibuat antara lain adalah rangkaian inverter, non-inverter,
integrator dan differensiator. Ada beberapa aplikasi op-amp yang paling dasar,
dimana rangkaian feedback (umpan balik) negatif memegang peranan penting.
Secara umum, umpan balik positif akan menghasilkan osilasi sedangkan umpan
balik negatif menghasilkan penguatan yang dapat terukur.
LM714 termasuk jenis op-amp yang sering digunakan dan banyak
dijumpai dipasaran. Contoh lain misalnya TL072 dan keluarganya sering digunakan
untuk penguat audio. Tipe lain seperti LM139/239/339 adalah opamp yang sering
dipakai sebagai komparator. Di pasaran ada banyak tipe op-amp. Cara yang paling
baik pada saat mendesain aplikasi dengan op-amp adalah dengan melihat dulu
karakteristik op-amp tersebut. Saat ini banyak op-amp yang dilengkapi dengan
kemampuan seperti current sensing, current limmiter, rangkaian kompensasi temperatur dan lainnya. Ada juga
op-amp untuk aplikasi khusus seperti aplikasi frekuesi tinggi, open colector
output, high power output dan lain sebagainya .
Pada prakteknya ada beberapa hal yang mesti
diperhatikan dan ditambahkan pada rangkaian opamp. Antara lain, Tegangan Ofset
(Offset voltage), Arus Bias (Bias Current), Arus offset (offset
current) dan lain sebagainya. Umumnya ketidak ideal-an op-amp dan bagaimana
cara mengatasinya diterangkan pada datasheet opamp dan hal ini spesifik untuk
masing-masing pabrikan.
DAFTAR
PUSTAKA
Clayton,George.2003.Operational Amplifiers.Jakarta:Penerbit
Erlangga
Hayt, William H. 2005.Rangkaian Listrik.Jakarta:Erlangga