PENDAHULUAN
Quick count
akhir-akhir ini ramai digunakan untuk mendapatkan hasil perhitungan pemilihan
kepala daerah langsung dengan cepat dan akurat, hanya beberapa jam setelah tps
ditutup sudah dihasilkan informasi perolehan suara.
Quick count
merupakan kegiatan pengambilan sampling biasa, sama seperti survey yang sering
dilakukan untuk mengkaji objek studi tertentu, perbedaan hanya pada unit
terkecil yang di ambil dalam sampel. Jika survey unit terkecil adalah
desa/kelurahan sedangkan quick count ini adalah TPS. Alasan waktu dan biaya
menjadikan proses pengambilan sampling sering dilakukan baik dalam survey
maupun quick count bahkan dalam bidang di luar politik sekalipun.
Quick count atau penghitungan cepat adalah proses pencatatan hasilperolehan
suara di ribuan Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang dipilih secara acak.Kegiatan
quick count ini seringkali diikuti oleh exit poll. Exit poll adalah
metodemengetahui opini publik yang dilakukan sesaat setelah keluar dari bilik
suara. Keduametode ini dapat sebagai alat untuk mengontrol dan mendorong
dihasilkannya pemilu yangjujur dan adil. Prediksi quick count akan
akurat apabila berdasarkan metodologi statistikdan penarikan sampel yang ketat.
Multistage random sampling merupakan salah satu teknikpenarikan sampel
yang sering digunakan dalam melakukan quick count.
LATAR BELAKANG
Sejarah
munculnya pengumpulan data dengan penghitungan cepat (quick count)berawal
dari rentetan peristiwa berupa pemberdayaan suara rakyat melalui polling.
Sejarah polling dimulai dengan bentuk orator atau pidato di abad 5 SM,
dimana publik menyampaikan pendapat umum berdasarkan perdebatan dalam
mengajukan gagasan-gagasannya.Quick count atau penghitungan cepat
atau sebagian kalangan menyebutnya exit poll pertama dilakukan
pada tahun 1986 di Pemilu Philipina. Sebuah LSM yang bernama NAMFREL (National
Citizens Movements For Free Election) melaksanakan PVT (parallel
vote tabulation) yaitu pencatatan atau penabulasian secara paralel
hasil penghitungan suara pemilu.NAMFREL memantau pelaksanaan Pemilu dimana
ada dua kandidat yang bersaing ketat yakni Ferdinand Marcos danCorazon Aquino.
NAMFREL berhasil menemukan berbagai kecurangan dan manipulasisuara serta secara
meyakinkan dapat menunjukkan kemenangan Cory Aquino, sekaligusmenggagalkan klaim
kemenangan Marcos. Kebijakan Marcos yang menganulirkemenangan Cory selanjutnya
menjadi dasar pembangkangan sipil dan perlawanan rakyatFilipina dalam bentuk people
power yang berhasil menggulingkan rezim otoriter Marcos.Sehingga secara
tidak langsung quick count sebagai bagian dari kontrol terhadap
pemiludan bagian dari upaya untuk menegakkan demokrasi dengan mendorong
berlangsungnyapemilu yang jujur dan adil.
Quick count telah diterapkan di Indonesia sejak 1997 oleh LP3ES
(LembagaPelatihan, Penelitian, Penerangan, Ekonomi dan Sosial) pada pemilu
terakhir rezimSoeharto yang dilakukan secara diam-diam bekerjasama dengan salah
satu kekuatanpolitik. Quick count ini cukup berhasil, dengan satu hari
setelah pelaksanaan pemiluLP3ES mampu memprediksi hasil pemilu di DKI Jakarta
persis sebagaimana hasilperhitungan suara oleh LPU (Lembaga Pemilihan Umum).
Tetapi karena pertimbangankeamanan dan politik, hasil tersebut tidak diumumkan
pada masyarakat. Pada pemilu 1999,LP3ES dengan quick count berhasil pula
dalam memprediksi secara tepat urutan partai danpersentase suaranya di propinsi
NTB dan pulau Jawa. Selanjutnya pada pemilu 2004,LP3ES kembali membuat quick
count bekerjasama dengan National Democratic Institutefor International
Affairs (NDI), lembaga internasional dari Amerika yang sudah terbiasadengan
penghitungan cepat. LP3ES-NDI secara akurat berhasil memprediksi pemenangpemilu
dan komposisi pemenang pemilu dari urutan 1 sampai 24.
Seringkali
pelaksanaan quick count pada pemilu disertai oleh exit poll,
keduametode pengumpulan data ini dilakukan setelah pemilu. Berbeda dengan quick
count,exit poll merupakan metodemengetahui opini publik yang dilakukan
sesaat setelah seseorang keluar dari bilik suara(TPS). Pertanyaan dalam exit
poll umumnya juga sedikit (kurang dari 10 pertanyaan).Salah satu informasi
yang digali dalam exit poll adalah alasan memilih sehingga
distribusisuara pemilih dapat diketahui lebih dalam.
KONTROL KUALITAS
Kontrol kualitas (Quality Control) bertujuan menjaga dan
mengarahkan agar kualitas produk perusahaan dapat dipertahankan sesuai dengan
rencana. Kontrol kualitas sangat diperlukan dalam memproduksi suatu barang
untuk menjaga kestabilan mutu. Tidak hanya dalam industri,kontrol kualitas
dibutuhkan juga pada manajemen. Kontrol kualitas secara statistik berbeda
dengan kontrol kualitas secar kimia atau fisika. Pada control kualitas secara
statistik tidak menghendaki “terbaik“ absolut, tetapi kualitas yang diinginkan
adalah yang memenuhi permintaan konsumen. Biasanya permintaan konsumen ini
diwujudkan dalam dua syarat :
a. Akhir kegunaan suatu produk.
b. Harga jual suatu produk.
Pada proses produksi dua syarat ini dijabarkan dalam bentuk :
a. Spesifikasi ukuran.
b. Ciri–ciri operasi.
c. Ongkos produksi.
d. Syarat produksi untuk menghasilkan produk yang
dikehendaki.
Biasanya syarat–syarat ini tidak dapat dipenuhi secara tepat, baik
secara ekonomi maupun prakteknya sehingga disetujui suatu “ toleransi “.
Kontrol kualitas adalah kombinasi semua alat dan teknik yang digunakan untuk
mengontrol kualitas suatu produk dengan biaya seekonomis mungkin untuk memenuhi
syarat pesanan. Beberapa langkah yang dilakukan dalam proses kontrol kualitas :
1.
Penentuan standar. Menentukan standar kualitas produksi sesuai
dengan pesanan/permintaan.
2.
Konfirmasi. Membandingkan hasil produksi dengan ukuran standar yang
telah ditentukan.
3.
Tindakan. Mengambil tindakan ( koreksi ) bila standar dilampui.
4.
Rencana perbaikan. Menggambarkan usaha terus–menerus untuk memperbaiki
standar harga dan standar mutu.
Untuk melaksanakan pengendalian kualitas dapat dilakukan dua pendekatan antara lain:
a. Pendekatan bahan baku perusahaan. Bahan baku
merupakan faktor yang cukup besar pengaruhnya terhadap kualitas produk akhir.
Karena kualitas ditentukan oleh kualitas bahan bakunya, maka perlu adanya
pengendalian kualitas atau quality control bahan baku yang diteliti.
b. Pendekatan Proses Produksi Perusahaan. Sifat
dan jenis proses produksi perusahaan berbeda satu dengan yang lainnya. Maka quality
control pada proses produksi pada setiap perusahaan adalah berbeda. Proses
pembuatan produk pada suatu industri tentunya harus sesuai dengan spesifikasi
yang ditetapkan oleh konsumen. Sangat penting untuk membuat produk yang dapat
memenuhi syarat–syarat dari orang yang menggunakannya.
Ada dua segi umum tentang kualitas, yaitu kualitas rancangan dan
kualitas kecocokan.
a. Kualitas rancangan adalah variasi dalam tingkat
kualitas pada barang atau jasa yang disengaja.
b. Misalnya semua mobil mempunyai tujuan dasar
memberikan angkutan yang aman bagi penggunanya, tetapi mempunyai ukuran dan
penampilan berbeda. Perbedaan–perbedaan ini adalah hasil perbedaan rancangan
yang disengaja antara jenis – jenis mobil itu.
c. Kualitas kecocokan adalah seberapa baik produk
tersebut sesuai dengan spesifikasi dan kelonggaran yang disyaratkan oleh
rancangan itu. Tiap produk mempunyai sejumlah unsur yang bersama–sama
menggambarkan kecocokan penggunanya.
Parameter–parameter ini biasanya dinamakan ciri–ciri kualitas,
yaitu :
1. Fisik. Panjang, berat, voltase, kekentalan
2. Indera. Rasa, penampilan, warna.
3. Orientasi waktu.
Keandalan, dapatnya dipelihara, dapatnya dirawat Kualitas suatu
produk ditentukan oleh ciri–ciri produk itu. Segala cirri yang mendukung produk
itu memenuhi persyaratan disebut karakteristikkualitas. Proses produksi sebagai
satu sistem dengan sekumpulan masukan dan satu hasil faktor – factor yang
terkendali, seperti temperatur, tekanan, tingkat masukan dan variable proses
yang lain. Masukan tak terkendali,seperti faktor–faktor lingkungan dan kualitas
bahan baku yang dirasakan oleh penjual. Proses produksi mengubah
masukan–masukan ini menjadi suatu produk akhir yang mempunyai beberapa
parameter yang menggambarkan kualitasnya atau kecocokan untuk digunakan.
Variabel hasil adalah ukuran kualitas proses.
Percobaan yang dirancang sangat membantu dalam menemukan variabel
kunci yang mempengaruhi ciri–ciri kualitas yang menarik dalam proses. Percobaan
yang dirancang adalah suatu pendekatan pengubahan sistematik faktor masukan
terkendali dan pengamatan pengaruh faktor–faktor ini pada parameter produk
hasilnya. Percobaan yang dirancang secara statistik sangat berguna dalam
mengurangi variabilitas ciri–ciri kualitas dan menentukan tingkat variabel
terkontrol yang mengoptimalkan penampilan proses.
DASAR QUICK COUNT
A. Pengertian Quick Count
Quick count atau
penghitungan cepat adalah proses pencatatan hasil perolehan
suara
di ribuan Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang dipilih secara acak (Ujiyati
2004).Exit poll adalah metode mengetahui opini publik yang dilakukan
sesaat setelah keluar daribilik suara (LSI 2004). Quick count merupakan
prediksi hasil pemilu berdasarkan faktabukan berdasarkan opini. Sehingga quick
count tidak sama dengan jajak pendapat terhadappemilih yang baru saja
mencoblos atau yang biasa disebut exit poll. Sejumlah
lembagamengembangkan quick count dengan exit poll dengan
wawancara sampel terpilih untukmengetahui lebih dalam distribusi suara pemilih
(Kristanto 2007). Menurut
Sumargo(2006) keberhasilan hasil pelaksanaan quick count ditentukan
beberapa faktor diantaranyaadalah
1.
Syarat
yaitu adanya akses ke TPS, kredibilitas dan independensi, jaringan di akarrumput
(grass root), dan dukungan komunikasi data.
2.
Pelatihan,
seluruh elemen yang terlibat dalam kegiatan ini diberi pelatihan.
3.
Quality
control yaitu (i) kepada relawan diminta untuk melakukan validasi hasilpencatatan
perolehan suara (ii) validasi dilakukan dengan meminta tandatanganketua pada
TPS yang dipantau (iii) satu minggu sebelum hari pemilu dilaksanakandilakukan
monitoring untuk memastikan apakah proses persiapan pemantauanberjalan
sebagaimana seharusnya (iv) memastikan apakah data yang diperolehadalah benar
dan valid dengan spotcheck (v) daerah ataupun TPS yang dikunjungiuntuk spotcheck
dipilih secara acak.
B. Penyelenggara Quick Count
Quick count dan exit
poll sebaiknya dilakukan oleh organisasi yang kredibel,independen, memiliki
sumber daya memadai dan didukung teknologi komunikasi sertaakses informasi yang
luas (Ujiyati 2004). Quick count dan exit poll membutuhkan
keahliankhusus, oleh karena itu memerlukan penyelenggara yang mengikuti
dinamika politiknasional dan mampu mengorganisir masyarakat secara nasional.
Penyelenggara harusmemiliki orang yang memahami kemampuan di bidang teknologi
komunikasi. DiIndonesia lembaga yang telah melakukan quick count dan exit
poll diantaranya adalahLitbang Kompas, Lembaga Survei Indonesia, Lingkaran
Survei Indonesia, LembagaPenelitian Pendidikan Penerangan Ekonomi dan Sosial
(LP3ES).
C. Proses Pelaksanaan Quick Count
Berikut ini adalah tahapan proses dalam pelaksanaan Quick Count yang umum dilakukan oleh para
lembaga survei:
1.
Mempersiapkan
perangkat serta sistem pendukung untuk bisa memberikan data secara cepat ke
pusat pengolah data lembaga survei yang melakukan metode quick count ini.
perangkat ini mulai dari komputer untuk menginputkan data, Hp untuk mengirim
SMS hasil pemilu ke server tempat menerima data.
2.
Pemilihan
TPS sebagai tempat pengambilan data. TPS yang di ambil secara acak berdasarkan
pertimbangan jumlah penduduk, jumlah pemilih terbaru, penyebarannya pemilih
seperti tersebar dalam berapa kelurahan, dan dsb. Singkatnya proporsional,
kalau pemilih banyak lokasi sampel (TPS) yang diambil pun banyak serta mewakili
karakteristik populasi.
3.
Mempersiapkan
relawan untuk mengambil sampel dan menginputkan nya kesistem data. Jumlah
relawan ini cukup banyak contoh nya saja LSI mengirim sekitar 2.100 relawan
untuk mengambil data dari TPS yang telah di pilih.
4.
Data
yang telah di dapat akan di olah di pusat data dengan menerapan ilmu stasistik,
dari olahan data inilah lembaga survei bisa menghitung secara cepat siapa
pemenang pemilu.
Jika kita lihat dari
cara kerja Quick Count, kita dapat mengartikan bahwa hasil perhitungan Quick
Count bukanlah hasil perhitungan dari seluruh TPS yang melakukan pemungutan
suara, melainkan dengan menggunakan prinsip ilmu statistika.
Jadi, lembagasurvei
yang menyelenggarakan Quick Count ini hanya mengambil sampel dari sekian banyak
TPS yang ada dan diambil dari TPS yang memiliki jumlah populasi yang banyak dan
berbagi pertimbangan lainnya.
Walaupun hasil Quick
Count ini tidak pernah tepat dan pasti, tetapi hasil dari Quick Count (yang
diselenggarakan oleh lembaga survei yang capable dan jujur) tidak pernah
meleset dari siapa yang memenangkan dari pemilihan umum tersebut.
D. Dasar-dasar Teknik Sampling
Setelah kita berbicara
banyak tentang dasar-dasar quick count serta teknis pelaksanaanya, kali ini
kita akan mempelajari tentang dasar-dasar teknik sampling. Selain itu kita juga
akan berbicara tentang teknik pengambilan sampling.
1.
Beberapa
Pengertian Dasar
Sampling
: Proses
pengambilan atau memilih n buah elemen/objek/unsur dari populasi yang berukuran
N. Misalnya memilih sebagian murid SD Negeri di Kota Bandung, dalam
sebuah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui proporsi latar belakang
tingkat pendidikan orang tua dari seluruh murid SD Negeri di Kota
Bandung.
Elemen
:Sesuatu yang
menjadi obyek penelitian, dapat berupa orang atau benda yangdikenakan
pengukuran. Misalnya: Mahasiswa Indonesia, Dosen UniversitasPadjadjaran, SMA
Negeri di Kabutaten Semarang.
Populasi
(N) : Kumpulan
lengkap dari elemen-elemen yang sejenis akan tetapi dapatdibedakan berdasarkan
karekteristiknya. Misalnya Mahasiswa Indonesia dapatdibedakan berdasarkan
variabel jenis kelamin dengan karakteristik laki-laki danperempuan, atau
variabel IPK dengan karektaristik indeks antara 0-4.
Sample
(n) :Merupakan
bagian dari populasi. Elemen anggota sampel, merupakananggota populasi dimana
sampel diambil. Jika N banyaknya elemen populasi,dan n banyaknya
elemen sampel, maka n < N.
Kerangka
Sampel :Adalah daftar
yang memuat seluruh elemen/anggota populasi,sebagai dasaruntuk penarikan sampel
random.
Statistik
:Adalah
bilangan yang diperoleh melalui proses perhitungan terhadapsekumpulan data yang
berasal dari sampel.
Parameter
:Adalah
bilangan yang diperoleh melalui proses perhitungan terhadapsekumpulan data yang
berasal dari populasi.
2.
Tipe
Sampling menurut Proses Memilihnya
Sampling
dengan Pengembalian :
Satuan
sampling yang terpilih, “dikembalikan” lagi ke dalam populasi (sebelumdilakukan
kembali proses pemilihan berikutnya). Sebuah satuan sampling bisaterpilih lebih
dari satu kali. Untuk populasi berukuran N=4 dan sampelberukuran n=2, maka
sampel yang mungkin terambil adalah Nn = 42 = 16 buahsampel. Teknik sampling
seperti ini bisa dikatakan tidak pernah digunakandalam suatu penelitian, hanya
untuk keperluan teoritis yang berkatian denganpengambilan sampel.
Sampling
tanpa Pengembalian :
Satuan
sampling yang telah terpilih, “tidak dikembalikan” lagi ke dalampopulasi. Tidak
ada kemungkinan suatu satuan sampling terpilih lebih darisekali. Untuk populasi
berukuran N=4 (misalnya A, B, C, D) dan sampelberukuran n=3, maka sampel yang
mungkin terambil ada 4 buah sampel yaituABC, ABD, ACD, dan BCD.
Jumlah
sampel mengikuti persamaan sbb:
3.
Tipe
Sampling menurut Peluang Pemilihannya
Sampling Non Probabilitas :
Pada
saat melakukan pemilihan satuan sampling tidak dilibatkan unsurpeluang,
sehingga tidak diketahui besarnya peluang sesuatu unit sampling terpilih ke
dalam sampel. Sampling tipe ini tidak boleh dipakai untukmenggeneralisasi hasil
penelitian terhadap populasi, karena dalam penarikansampel sama sekali tidak
ada unsur probabilitas. Dalam analisis selanjutnyahanya diperkenankan
menggunakan analisis statistika deskriptif, dan tidakboleh memakai alat
analisis statistika inferensial, baik yang termasuk kelompokstatistika
parametrik maupun non parametrik, sebab statistika inferensial padaprinsipnya
juga harus melibatkan unsur probabilitas ketika kita melakukanpengambilan sampel.
Termasuk
Sampling Non Probabilitas antara lain:
a.
Haphazard Sampling :
Satuan sampling dipilih sembarangan atau seadanya,tanpa perhitungan apapun
tentang derajat kerepresentatipannya.Misalnya ketika kita akan melakukan
penelitian mengenai kompetensidosen di sebuah Universitas, pertanyaan dapat
diajukan kepada siapapunmahasiswa dari universitas tersebut (sebagai sampel)
yang kebetulandatang pada saat kita berada di sana untuk melakukan penelitian.
b.
Snowball Sampling :
Satuan sampling dipilih atau ditentukan berdasarkaninformasi dari responden
sebelumnya. Misalnya ada penelitian yangbertujuan untuk mencari cara yang
efektif dalam mensosialisasikanprogram-program kemahasiswaan. Sampel pertama
barangkali bisa dipilihKetua BEM, kepada dia kita bertanya, siapa lagi (sebagai
sampel ke-2)yang kira-kira bisa diwawancara untuk diambil pendapatnya,
danseterusnya hingga informasi dianggap memadai.
c.
Purposive Sampling :
Disebut juga Judgment Sampling. Satuan samplingdipilih berdasarkan
pertimbangan tertentu dengan tujuan untuk memperolehsatuan sampling yang
memiliki karakteristik yang dikehendaki.Misalnya dalam sebuah penelitian
pengelolaan pendidikan yang bertujuanuntuk melihat daya saing SMA dalam
kerangka WTO, barangkali untuktahap awal akan lebih baik sampel dipilih dari
SMA yang memiliki nilai UANbaik, populer di masyarakat, serta kelulusan siswa
masuk PTN cukup tinggi.
Sampling
Probabilitas :
Dikenal
pula dengan nama Random Sampling. Pada saat memilih unitsampling sangat
diperhatikan besarnya peluang satuan sampling untuk terpilihke dalam sampel,
dan peluang itu tidak boleh sama dengan nol. Sampling tipeini bisa dipakai
untuk melakukan generalisasi hasil penelitian terhadappopulasi walaupun data
yang didapat hanya berasal dari sampel. Analisis tidakhanya menggunakan
statistika deskriptif, juga bisa memakai statistikainferensial baik yang
termasuk kelompok statistika parametrik maupun nonparametrik.
Termasuk
Sampling Probabilitas antara lain:
a.
Simple Random Sampling :
Satuan sampling dipilih secara acak. Peluang untuk
terpilih harus diketahui besarnya, dan untuk tiap satuan samplingbesarnya harus
sama. Misalnya ada sebuah penelitian mengenai “ModelPembiayaan Pendidikan Dasar
di Jawa Barat”, sampelnya adalah seluruhSD dan SMP yang ada di Jawa Barat. Terhadap
seluruh SD dan SMPtersebut dilakukan pemilihan secara random tanpa
melakukanpengelompokkan terlebih dahulu, dengan demikian peluang
masing-masingSD maupun SMP untuk terpilih sebagai sampel sama.
b.
Stratified Random Sampling :
Populasi dibagi ke dalam sub populasi(strata), dengan tujuan membentuk sub
populasi yang didalamnyamembentuk satuan-satuan sampling yang memiliki nilai
variabel yang tidakterlalu bervariasi (relatif homogen). Selanjutnya dari
setiap stratum dipilihsampel melalui proses simple random sampling.
Misalnya dalam penelitianyang sama seperti di atas, semua sekolah baik SD
maupun SMP di JawaBarat diklasifikasikan atau distratifikasi terlebih dahulu ke
dalam sekolahyang berbiaya mahal, sedang, dan murah. Kemudian dari
masing-masingstrata dipilih sekolah dengan teknik simple random sampling.
c.
Cluster Random Sampling.
Populasi dibagi ke dalam satuan-satuansampling yang besar, disebut Cluster.
Berbeda dengan pembentukanstrata, satuan sampling yang ada dalam tiap kluster
harus relatif heterogen.Pemilihan dilakukan beberapa tingkat: (1)
Memilih kluster dengan carasimple random sampling. (2) Memilih satuan sampling
dalam kluster. Jikapemilihan dilakukan lebih dari 2 kali disebut Multi-stage
Cluster Sampling.Misalnya dalam penelitian yang sama seperti di atas,
karena Jawa Baratsangat luas, dipilihlah kabupaten/kota tertentu sebagai sampel
klaster ke-1secara random. Dari tiap kabupaten terpilih dilakukan pemilihan
lagi, yaitukecamatan-kecamatan tertentu dengan cara random sebagai
sampelklaster ke-2. Selanjutnya dari masing-masing kecamatan dilakukanpemilihan
sekolah yang juga dilakukan secara random.
PEMBAHASAN
Quick count mempunyai fungsi utama sebagai alat kontrol terhadap
penyelenggarapemilu dan memperkirakan perolehan suara pemilu. Sebagai alat
kontrol, quick countmampu mendeteksi dan melaporkan penyimpangan atau
mengungkapkan kecurangan.Banyak sampel membuktikan quick count dapat
membangun kepercayaan atas kinerja penyelenggara pemilu dan memberikan legitimasi terhadap proses pemilu.
Kegiatan pengumpulan
data dengan quick count seringkali diikuti oleh kegiatan exit poll.
Exit pollsangat berguna dalam mengetahui kecenderungan pemilih. Proses
perhitungan suara oleh lembaga resmi
seperti Komisi Pemilihan Umum (KPU), meskipun memakai sistem teknologi informasi yang canggih dan berbiaya mahal
namun kenyataannya sangat lamban. Hasil kasar perhitungan suara baru dapat diketahui dua minggu setelah
perhitungan suara. Sementara
perhitungan resmi baru dapat dilakukan satu bulan setelah pemungutan suara. Dengan penghitungan cepat (quick count) maka
mampu memenuhi keingintahuan segera publik atas hasil pemilu. Keberhasilan quick count dan exit
poll sangat dipengaruhi oleh teknik penarikan sampel yang baik dan keakuratan serta presisi dari
hitungan yang dihasilkan.
Metode
dan Penarikan Sampel
Quick count dilakukan berdasarkan pada pengamatan langsung di
TempatPemungutan Suara (TPS) yang telah dipilih secara acak. Unit analisa quick
count ini adalah TPS, dengan
demikian penarikan sampel tidak dapat dilakukan sebelum daftar TPS atau desa yang akan dipantau tersedia. Kekuatan data quick
count sebenarnya bergantung pada bagaimana sampel itu ditarik. Sampel tersebutlah yang akan menentukan
suara pemilih yang akan
dipakai sebagai dasar prediksi hasil pemilu. Sampel yang ditarik secara
benarakan memberikan landasan kuat untuk mewakili karakteristik populasi.
Multistage
random sampling merupakan
metode penarikan contoh yang sering digunakan dalam
melakukan survei jajak pendapat dan pemilu. Multistage random sampling padadasarnya
adalah gabungan antara sampel stratifikasi (stratified random sampling)
dengan sampel klaster (cluster sampling).
Stratifikasi diperlukan supaya heterogenitas daripopulasi bisa tercermin dalam
sampel. Untuk menanggulangi masalah biaya yang meningkat karena stratifikasi tersebut, maka
stratifikasi tersebut dikombinasi denganklaster. Lewat klaster sampel tidak
menyebar sehingga biaya untuk menjangkaunyamengecil meskipun klaster membuat
sampel menjadi kurang mencerminkan karakteristikpopulasi.
Penentuan
besaran sampel pada quick count didasarkan oleh derajat keragaman(variability),
margin of error (MoE) dan tingkat kepercayaan (confidence interval).
IstilahMoE sering disamaartikan dengan pengertian sampling error (SE),
dimana sebenarnya SEdihitung setelah survei selesai dilakukan sesuai dengan
teknik sampling yang digunakan.Formula umum menentukan margin of error (Estok
et al. 2002) :
MoE =
dengan
s = simpangan baku (biasanya dianggap 0.5)
z = nilai z untuk tingkat kepercayaan tertentu (untuk
99% adalah 1.96, untuk
99% adalah 2.58)
n = ukuran sampel
Setelah
menentukan metode penarikan sampel dan margin of error,
langkahselanjutnya adalah menetapkan jumlah sampel pemilih dan jumlah sampel
TPS. Formulajumlah sampel pemilih (LSI & JIP 2007) :
Jumlah sampel
pemilih =
dengan
Z =mengacu pada tingkat kepercayaan (untuk 90% adalah
1.65, untuk 95%
adalah 1.96, untuk 99% adalah 2.58)
p(1-p) =
keragaman populasi dalam bentuk proporsi. Proporsi dibagi dalam dua
bagian dengan total 100%. Proporsi yang digunakan adalah pada saat
keragaman tertinggi terjadi dimana p = 50% (atau 0.5).
E = kesalahan sampling yang dikehendaki (sama dengan margin
of error)
N = jumlah populasi
Keakuratan
dan Presisi Hasil Quick Count dibandingkan Hasil Resmi Pemilu
Prediksi quick
count akan akurat apabila mengacu pada metodologi statistik danpenarikan
sampel yang ketat serta diimplementasikan secara konsisten di lapangan.Kekuatan
quick count juga sangat tergantung pada identifikasi terhadap berbagai
faktoryang berdampak pada distribusi suara dalam populasi pemilih. Apabila
pemilu berjalanlancar tanpa kecurangan, akurasi quick count dapat
disandarkan pada perbandingannyadengan hasil resmi KPU. Tetapi apabila pemilu
berjalan penuh kecurangan, maka hasilquick count dapat dikatakan
kredibel meskipun hasilnya berbeda dengan hasil resmi KPU.Oleh karena itu quick
count biasanya diiringi dengan kegiatan lain yaitu pemantauan yangjuga
menggunakan metode penarikan sampel secara acak (exit poll).
.
KESIMPULAN
Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari pemaparan
tentang quick count, diantaranya:
1.
Metode penarikan contoh yang sering digunakan dalam quick count adalah
multistage random sampling.
2.
Keakuratan dan presisi dari hasil quick count dapat terpenuhi
apabila mengacu pada metodologi statistik dan penarikan sampel yang ketat.
3.
Melalui exit poll dapat diketahui karakteristik dari pemilih.
4.
Quick count berguna
dilakukan di negara berkembang seperti Indonesia. Metode ini tidak cocok
dipakai di negara maju, dimana dalam satu hari pemilihan sudah bisa diketahui
hasil akhir pemilu. Di negara berkembang, letak geografis dan teknologi
perhitungan suara lamban, menyebabkan hasil akhir pemilu baru bisa diketahui 2
minggu sampai satu bulan.
DAFTAR PUSTAKA
Black, James A dan Dean J Champion. 1999. Metode dan Masalah
PenelitianSosial. Bandung: Refika Aditama.
Singarimbun, Masri dan Sofyan Effendi. 1995. Metode Penelitian Survai.
Jakarta: LP3ES.
Sumargo M. 2006. Quick count. [terhubung berkala]. http://www.beritaiptek.com/zberita- beritaiptek-
2006-07-12-Quick-Count.shtml [9 Agustus 2007].
Suryakusumah, Nur Ikhsan. 2012. Mengenal Cara Kerja Teknologi Quick count.
Dikutip
dari teknologi http.//www.teknologi.inilah.com/ [7 April 2013]
Ujiyati TP. 2004. Quick count. [terhubung berkala].
http://www.lp3es.or.id/program/pemilu2004/QCount.htm
[9 Agustus 2007].